Skripsi: Mencari Subjek Penelitian

Sunday, January 08, 2017

Terkadang teori di perkuliahan beda sekali dengan fakta di lapangan. Terkadang fakta di lapangan tidak seindah teori yang dijelaskan oleh dosen. Tidak seindah apa yang tertulis di bab 2, tinjauan pustaka. Dan tidak sesimpel metode yang tertulis di bab 3. 

Saat aku diminta membantu penelitian skripsi seorang teman kupikir sangat mudah. Hanya memberikan kuesioner kepada responden, menunggu mereka mengerjakan, lalu mengambil kembali kuesionernya setelah selesai dikerjakan. Faktanya, kemarin tidak semudah itu. Usai temanku memberi pengumuman kalau akan mengambil data, ternyata banyak pasien yang enggan mengisi bahkan sekadar menerima kuesioner tersebut. Mungkin karena kebanyakan pasien di poli jantung tersebut (maaf) sudah berusia lanjut jadi sedikit kesulitan untuk mengisi. Apalagi saat itu mereka sedang mengantre untuk kontrol. Jadi cukup wajar jika banyak yang enggan mengisi. Untungnya ada beberapa pasien yang bersedia mengisi kuesioner temanku. Beberapa ada yang mengisinya sendiri, sambil sesekali meminta penjelasan. Namun, ada yang meminta dibacakan kuesionernya, dan temanku berbaik hati untuk membacakan sekaligus menjelaskan kuesioner tersebut. 

Aku baru menyadari kalau fakta di lapangan serumit itu. Tidak semudah yang dibayangkan. Bahkan untuk mencari beberapa puluh orang di antara ratusan orang ternyata tidak mudah. Ada dua pernyataan pasien yang tadinya menerima kuesioner temanku lalu tiba-tiba mengembalikan tanpa mengisinya yang masih kuingat. Dan saat mendengarnya keningku mengerut, menatap heran wajah beliau. Sekaligus merasa sedih ada yang memiliki persepsi seperti itu

Pernyataan pertama, "Seharusnya kan yang ngisi ini si peneliti, bukan saya. Bukan maksudnya tidak berkenan mengisi, tapi kan yang ngisi ini si peneliti." Pernyataan kedua, "Ya dikira-kira aja mbak kalau orang sakit perasaannya gimana." Individual differences memang bukan sekadar teori, di lapangan jelas sekali terlihat. Beda orang, beda persepsi. Dan ya, harus dihormati. 

Dari pengambilan data kemarin, kembali mengingatkanku untuk terus bersyukur. Sebab kebanyakan pasien yang mengisi kuesioner kemarin telah mengidap penyakit jantung hingga bertahun-tahun. Bahkan ada yang sudah 5 tahun dan sudah ada yang dipasang ring. Namun, mereka tetap terlihat bahagia saat kontrol dan terlihat begitu sehat. Aku jadi malu sendiri. Salah satu pernyataan pasien yang mengisi kuesioner yang masih kuingat yaitu, "Allah pasti mengabulkan seluruh doa kita. Hanya kita tidak tahu kapannya. Yang terpenting tetap berdoa."

Semangat buat Firma dan temanku-temanku yang lain! Semoga jalan kita dipermudah. 

***
By the way, bagaimana dengan skripsiku sendiri? Ternyata aku pun mengalami kesulitan untuk mencuri subjek. Mungkin karena kriteria subjekku yang 'unik', perempuan yang menikah di usia antara 12-18 tahun. Sekalinya ada yang punya kenalan, ternyata kenalannya tinggal di Kalimantan. 

Jika ada yang bersedia mencarikanku jodoh subjek penelitian dengan kriteria perempuan muda yang menikah di usia 12-18 tahun dan hingga sekarang keluarganya masih harmonis, serta (kalau bisa) dia tinggal di Purwokerto dan sekitarnya atau Jogja dan sekitarnya bisa sekali hubungi aku. Jazakumullah khairan katsira. 

***
Sumber gambar: #komikmoments

2 comments:

  1. Duh, range umurnya kecil dan masih muda banget, Ri. Hahaha. Aku ada tuh temen blogger yang menikah usia 17 tahun, yet dia di Jakarta. Semangat ya. Semoga dimudahkan :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Soalnya penelitianku tentang pernikahan dini Ma :""" wahhh, mauuu. Pm ya. Shappp. Aamiin Ya Rabb. Semangat juga Ma :")

      Delete

Powered by Blogger.