Meneladan Kisah Maryam: Ibu Hamil Tidak Boleh Bersedih

Thursday, January 31, 2019


Beberapa hari lalu, dalam suatu kajian di YouTube yang direkomendasikan oleh Mas, Ustadz Budi Ashari menceritakan kisah tentang keluarga Imron. Sebuah keluarga yang saleh. Baik ayahnya, ibunya, anaknya, maupun cucunya. Dari keluarga tersebut lahirlah Maryam, salah satu wanita terbaik sepanjang masa. Pun dari Maryam lahirlah Nabi Isa.

Ada hal yang menarik dari perjuangan Maryam mengandung Isa. Sebagai perempuan yang dikenal menjaga diri dan terlahir di keluarga yang saleh, tentu orang-orang akan heran karena "tiba-tiba" Maryam sedang mengandung anak. Berbagai omongan dari tetangga pun bergulir. Meski terdengar lembut, tetapi begitu menusuk Maryam, membuatnya begitu sedih.

Puncak kesedihan Maryam terjadi ketika dirinya memiliki keinginan untuk mati, dilupakan dan tidak diperhatikan oleh orang lain. Mengetahui kesedihan hamba-Nya, melalui malaikat Jibril, Allah mencoba menghibur Maryam. Pertama, membuat anak sungai di bawah tempatnya bersandar. Kedua, Allah meminta Maryam untuk menggoyangkan pohon kurma yang sedang menjadi sandarannya. Ketiga, Maryam diminta untuk makan, minum, dan bersenanghati dengan apa yang telah Allah beri tersebut.

Dari kisah Maryam tersebut, Ustadz Budi mengingatkan bahwa ibu hamil itu tidak boleh sedih karena akan memengaruhi janin yang dikandungnya. Saking tidak bolehnya sedih, Allah melalui malaikat Jibril berusaha menghibur Maryam. Puncak kesedihan Maryam yang tertuang satu ayat dalam surat Maryam ayat 23, Allah ganti dengan tiga ayat, surat Maryam ayat 24-26. Maka, bagi perempuan yang sedang hamil, jagalah diri untuk tidak sedih dan larut dalam kesedihan. Pun bagi suami yang memiliki istri yang sedang hamil, jagalah selalu perasaan dan jangan sampai membuatnya bersedih.

No comments:

Powered by Blogger.