Banyak Buku, Sedikit Waktu Part 2




Lima bulan terakhir ini, aku tidak pernah membeli buku. Mungkin, ini salah satu perubahan yang kentara terjadi padaku setelah menikah. Jika dulu, semasa masih sendiri begitu "jor-joran" terhadap buku. Ada diskon, promo, dan pameran hampir selalu ikut menyemarakkannya, ikut membelinya. Meski isi dompet dan ATM hanya berisi uang seberapa, setidaknya aku dapat membeli buku, meskipun sebuah.

Kini, untuk melakukan itu kembali rasanya tidak mungkin. Meski mungkin diizinkan oleh Mas, tetapi rasanya tetap tidak enak. Karena memang banyak kebutuhan yang lebih diprioritaskan dari "sekadar" membeli buku yang akhirnya tertumpuk.

Kini, setiap kali ada diskon, promo, dan pameran aku selalu mempertimbangkan asas kebutuhan. Apakah aku membutuhkan buku ini? Atau aku hanya bernafsu untuk membeli buku ini? Sebab, yang sudah-sudah, sepertinya buku-buku yang kubeli karena nafsu semata. Tidak benar-benar membutuhkannya.

Hanya mengandalkan asas "mumpung". Mumpung ada diskon, mumpung ada promo, mumpung ada pameran. Meski buku-buku yang terbeli karena "mumpung" tersebut masih belum terbaca hingga hari ini. Terkadang, di satu sisi, "menumpuk" buku tidak masalah karena bisa saja memang dibutuhkan nanti. Namun, di sisi lain, "menumpuk" buku itu tidak bagus karena fungsi buku untuk dibaca. Apalagi jika kita terus-menerus membeli tanpa merasa tidak ada waktu untuk membacanya.

Kini, setelah lima tidak membeli buku, rasanya cukup sulit menahan diri untuk tidak membelinya. Terlebih di tengah gempuran berbagai macam diskon, promo, dan pameran. Terlebih saat banyak orang yang mengunggah buku-buku buruannya di media sosial atau media perpesanan. Rasanya ingin seperti itu juga. Apalagi ada sensasi tersendiri saat membeli buku. Namun, saat ini mungkin harus menyelesaikan buku-buku yang "menumpuk" di rak. Menahan diri untuk tidak membeli karena nafsu semata atau mengedepankan asas "mumpung". Hingga saatnya nanti membeli buku karena memang butuh. Terlebih jika sudah ada "malaikat kecil" di kontrakan kami yang mau tidak mau perlu memperbanyak koleksi buku anak-anak.

No comments:

Powered by Blogger.