Gerakan Jari di Masa Tahun Politik




Apa yang terlintas di benakku kala melihat angka dua? Pasangan calon presiden-calon wakil presiden! Tidak dapat kupungkiri.

Kenapa demikian? Mungkin karena atmosfer tahun politik yang kian terasa. Sejak nama calon presiden dan calon wakil presiden muncul ke permukaan, segala hal seakan disangkut-pautkan dengan calon-calon tersebut. Entah saat melihat gambar angka dua atau orang-orang berfoto dengan memasang gaya mengangkat salah dua jarinya. Begitu pun ketika melihat angka satu.

Gerakan jari tersebut memang sering menyiratkan suatu simbol atau makna tertentu. Apalagi memasuki tahun politik ini, gerakan jari tersebut tentu akan lebih sering dikaitkan dengan kedua pasangan pemimpin negeri ini. Bahkan dalam beberapa kali foto bersama, terkadang ada yang menyeletuk, "wah, ati-ati, nanti dikira kampanye". Baik ketika memasang gaya dengan mengangkat jari telunjuk dan jempol. Padahal itu bisa diartikan juga sebagai simbol literasi atau simbol Jak Mania. Maupun ketika hanya mengangkat jari telunjuk. Padahal itu bisa saja diartikan sebagai simbol ketauhidan.

Apapun itu gerakan jari yang kita pasang saat berfoto, pasti akan diartikan demikian oleh orang lain. Meski kita tidak bermaksud seperti itu. Fenomena itu mungkin akan terus terjadi hingga pemilihan umum selesai diselenggarakan. Namun, dibanding mengaitkan gerakan jari dengan para calon tersebut, apalagi sampai kelewat menjelek-jelekkan salah satu. Lebih baik mencermati dengan bijak sehingga kita dapat memilih mana yang terbaik.

No comments:

Powered by Blogger.