Tentang Empat Ekor Anak Kucing



Hari ke #162


Salah satu hal yang kutunggu ketika pulang ke kampung halaman adalah melihat kucing-kucing milik sepupu. Apalagi akhir Mei kemarin kucing sepupuku yang bernama Syantik melahirkan empat ekor anak yang begitu menggemaskan. Dan ternyata mereka lebih menggemaskan ketika kulihat langsung dibandingkan ketika kulihat dalam sebuah foto. Sewaktu kali pertama menjenguk mereka, aku baru tahu kalau "suami" dari si Syantik itu adalah Bul-bul. Aku membatin, "pantas saja bulu mereka begitu lembut."

Jika merunut sejarahnya, Bul-bul ini merupakan satu dari empat anaknya Eci--kucingku yang entah diambil siapa. Namun, ketika usia sekitar satu atau dua bulan, Bul-bul dibesarkan oleh sepupuku. Bul-bul satu-satunya anaknya Eci yang masih bertahan hidup selama empat tahun lebih. Sampai akhirnya kemarin pagi ternyata dia harus menyusul ketiga saudaranya yang berpulang lebih dulu. Namun, kalau kulihat-lihat, dua di antara empat ekor anaknya Syantik--Bul-bul ini ada yang mirip Bul-bul dan Eci. Anak kucing yang mirip Bul-bul berwarna hitam-putih. Sementara anak kucing yang mirip Eci--sang nenek--berwarna abu-abu--putih.

Tidak ada bosan-bosannya memang melihat empat ekor anak Syantiks--Bul-bul ini. Rasanya ingin mengelus mereka, ingin "mengunyel-ngunyel" mereka, saking gemasnya. Kalau kata seorang kawan, "di mana-mana kucing itu menggemaskan." Aku setuju. Dan mungkin kadar "menggemaskan" empat ekor anaknya Syantik--Bul-bul ini sudah melampaui batas. 

1 comment:

Powered by Blogger.