Mengingat dan Mempersiapkan Bekal untuk Kematian



Hari ke #158

Trending topic di kalangan anak-anak yang suka hilir-mudik di Masjid Mardliyyah UGM beberapa bulan belakangan ini yaitu mengenai rencana perenovasian masjid tersebut usai hari raya nanti. Setelah puluhan tahun berdiri, akhirnya masjid tertua di UGM itu akan direnovasi. Dan menurutku itu renovasi besar-besaran. Sebab markas-markasnya BSO masjid pun terkena imbas rencana perenovasian tersebut sehingga mau tidak mau seluruh kegiatan pun markas BSO masjid pun akan diungsikan ke suatu tempat. Pun kami harus siap-siap berpindah ke tempat sementara tersebut.

Dari rencana perenovasian Masjid Mardliyyah UGM tersebut sempat membuatku berpikir. Jika setiap manusia sudah tahu kapan dia akan kembali kepada-Nya, mungkin tidak ada yang berani untuk berbuat keburukan. Pasti setiap manusia akan bersemangat untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Tidak mau melewatkan barang sedetik saja untuk lalai dari nikmat-Nya. Tidak mau menyia-nyiakan sisa waktu yang dimilikinya. Sebab dia ingin menyiapkan bekal terbaik ketika kembali kepada-Nya. Sebab dia tahu bahwa beberapa menit lagi, beberapa jam lagi, besok, lusa, pekan depan, dia akan kembali kepada-Nya. Sebab dia tahu, jika setiap insan yang telah meninggal tidak mungkin lagi memiliki kesempatan untuk melakukan kebaikan. Bahkan banyak manusia yang telah meninggal merasa menyesal telah menyia-nyiakan waktu yang dia miliki selama hidup di dunia.

Sayangnya, tidak seorang pun yang tahu kapan dirinya akan kembali kepada-Nya. Jadi, terkadang kita merasa santai saja melakukan keburukan. Seolah umur kita di dunia akan panjang. Seolah kehidupan di dunia ini akan lama, padahal kehidupan di akhirat lah yang akan kita alami lebih lama. Ibarat kita mencelupkan jari ke pantai lalu kita angkat. Kehidupan di dunia itu diibaratkan seperti itu, seperti sisa air yang ada di tangan kita. Padahal ketika kita pindah dari rumah atau indekos lama ke tempat yang baru, kita riweuh sekali menyiapkan banyak hal untuk berpindah. Namun, kita jarang sekali menyadari bahwa kita akan berpindah dari dunia ke akhirat sehingga tidak menyiapkan apapun sebagai bekal ketika kita kembali kepada-Nya. Salah satu nasihat Ustadz Sholihun dalam suatu kajian bahwa kita harus selalu ingat akan kematian sehingga dapat mempersiapkan amal-amal sebagai bekal untuk kematian. 

No comments:

Powered by Blogger.