Sebuah Notula: Doa, Kunci Pembersihan Jiwa




Hari ke #145

Kajian kitab 10 Qowaid Fii Tazkiyatun Nafs hari Senin kemarin membahas tentang kaidah الدُّعَاءِمِفْتَاحُ زَكَاةُالنُّفُوْسِ atau doa itu kunci atau pintu pembersihan jiwa. Ada beberapa alasan mengapa doa termasuk dalam tazkiyatun nafs. Pertama, doa adalah bentuk tauhid. Jadi siapa saja yang berdoa dengan mengikhlaskan diri kepada Allah di dalam doa, maka di situlah yang dimaksudkan dengan pembersihan jiwa.

Kedua, doa adalah permohonan atau permintaan kepada Allah. Rasulullah SAW berkata bahwa, "لَيْسَ شَيْ ءٌ أَكْرَ مَ عَلَى اللّٰهِ تَعَا لَى مِنَ الدُّ عَا ءِ (Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di hadapan Allah selain doa)." Ketika akan meminta, mintalah kepada Allah SWT. Ketika akan memohon, mohonlah kepada Allah SWT. Sebab doa adalah permohonan atau permintaan kepada Allah SWT, bukan kepada yang lain. Zat yang dituju dalam peribadahan, sehingga doa juga disebut sebagai ibadah. Bahkan banyak ulama mengatakan bahwa doa adalah puncak ibadah, seutamanya ibadah. Sebab dalam berdoa itu menampakkan ketidakmampuan, menyadari bahwa dirinya tidak mampu mewujudkan, dan hanya dengan pertolongan Allah SWT lah keinginan tersebut akan terwujud. Doa juga menyadarkan manusia bahwa hanya Allah SWT zat pemilik segala sesuatu. Sehingga mintalah kepada Allah, bukan kepada manusia yang sama-sama lemah.

Ketiga, dalam berdoa kepada Allah SWT, seseorang harus menyertakan seluruh kehendak-kehendak dalam dirinya yang mengiringi kehendak-kehendak Allah. Mengimani bahwa hanya Allah yang berkendak, hanya kepada Allah doa itu ditujukan.

Ketika berdoa, hendaknya memunculkan perasaan bahwa hanya Allah SWT lah yang dapat menyelesaikan segala sesuatu. Pun ketika hendaknya menghinakan diri di hadapan Allah sebab manusia di hadapan Allah itu hina. Bahkan Rasulullah SAW merasa hina di hadapan Allah, merasa butuh Allah. Merasa diri ini, hati ini penuh dengan rasa sakit dan hanya Allah lah yang dapat mengobatinya.

No comments:

Powered by Blogger.