#3 Hal yang Menjengkalkan dari Kucing-kucingku

Friday, November 04, 2016
Entah tepatnya sejak kapan aku memelihara kucing, yang pasti sejak SD sudah kucing di rumahku. Mungkin karena sering diberi makan akhirnya si kucingku pun menetap di rumahku hingga beranak pinak. Namun, seiring berjalannya waktu, kucing-kucing itu pun satu per satu tiada. Dan kembali ada karena tiga kali mendapat kucing dari teman. Lalu kembali tiada hingga sekarang. Entah mati karena sakit, ketabrak, atau diambil orang. 

Sejujurnya, untuk mendaftar apa yang membuat jengkel dari kucing-kucing itu terasa susah karena mereka terlampau lucu dan menggemaskan. Namun, tetap terkadang mereka membuat jengkel. 

1. Tiba-tiba Menghilang


Saat SMA aku pernah punya kucing bernama Neno, kucing ras pertama yang kumiliki. Wajahnya lucu, bulunya lembut dan tebal. Neno adalah kucing betina, tetapi agresif. Sebab dia yang aktif mencari pejantan. Suatu hari tiba-tiba dia menghilang. Aku, ibu, dan adik sampai mengitari satu RW untuk mencari Neno. Dan tiba-tiba adikku berteriak kalau Neno ada di bawah mobil tetangga yang rumahnya tidak terlalu dekat dengan rumah kami. Saat itu Neno sedang berpandangan dengan kucing jantan lainnya. Namun, karena hari hampir petang, kami terpaksa menyudahi kemesraan mereka. Dan di hari yang lain, Neno mengulangi hal yang serupa. Kali ini sama sekali kami tidak dapat menemukannya. Hingga dua sampai tiga hari kemudian Neno pulang dalam keadaan pincang. Ibu begitu kaget, langsung membalut kaki Neno dengan entah daun apa namanya. Namun, umur Neno ternyata tidak panjang, dia mati saat di-opname karena keracunan janinnya sendiri. 

2. Naik-naik (Bukan ke Puncak Gunung)




Kucingku saat SMA lainnya bernama Eci atau Kreacher. Dia juga kucing betina, kucing ras. Pemberian teman juga. Dia sangat lucu, warna bulunya putih-abu-abu, sangat lembut namun ada tekstur yang unik. Eci sangat suka naik, mulai dari naik lemari, naik pohon hingga pulang-pulang tubuhnya penuh dengan semut, dan suka sekali naik genteng. Entah sejak kapan dan kenapa si Eci suka sekali naik genteng dan menetap di sana cukup lama. Namun, dia tetap dapat turun dengan sendirinya. Akan tetapi, suatu hari, malam sebelum aku berangkat ke Jogja untuk registrasi mahasiswa baru, dia menghilang. Lagi-lagi di atas genteng. Lama sekali, hingga kami merasa jengah. Dan baru di tengah malam tiba-tiba ada yang mengetuk, dan ternyata itu Eci. 

Dari Eci, aku mendapat empat kucing yang lucu, dua ekor mirip Eci, dua ekor lainnya mirip bapaknya--yang entah siapa. Namun, tiga anak Eci sudah tiada, tersisa satu ekor dan kami berikan pada sauadara kami. Bahkan Eci pun kembali menghilang dan tidak pernah kembali karena diambil orang. Membuatku sempat menangis. 

Ini namanya Bulbul, sekarang Bulbul sudah besar



3. Buang Air Sembarangan 

Kalau yang ini, jelas-jelas membuat jengkel. Walau Eci dan Neno telah mendapat toilet training, tetapi anak-anaknya masih belum dapat melakukannya. Meninggalkan jejak di mana-mana. 

Ini namanya Narji, sesuai nama panggilan pemilik aslinya, wkwk


Ini Unyil (kiri) dan ibunya (kanan)



Dan ya, semenjak Eci diambil orang, ibu mulai tidak memperbolehkan ada kucing di rumah. Mungkin karena kesal sendiri, sudah dirawat sekian tahun tapi orang jahat begitu seenaknya mengambil mereka dari kami. Namun, terkadang aku sangat merindukan kucing-kucingku itu :")

Semoga nanti saat memiliki rumah sendiri, dapat kembali memiliki kucing :3

***
Yogyakarta, 3 November 2016

1 comment:

  1. tapi sayangnya mereka udah gak ada Za :"( wkwk, samaan, pengen gitu juga, nunggu punya rumah sendiri biar bisa leluasa melihara kucingnya juga :3

    ReplyDelete

Powered by Blogger.