Tentang Memuliakan Tamu Part 2

Thursday, September 27, 2018


Hari ke #270

Melakukan banyak hal dalam sekali waktu, mungkin skill yang sangat dibutuhkan seorang perempuan ketika sudah menikah. Terlebih ketika ada tamu yang datang ke rumah. Sementara kami hanya punya waktu beberapa untuk menyiapkan tempat dan makanannya.

Seperti malam ini, ketika kami kedatangan tamunya Mas. Beberapa jam sebelum tamunya Mas datang, kami baru tahu jika kontrakan kami menjadi tempat liqo-nya Mas malam ini.  Aku sedikit kelimpungan ketika memikirkan banyak jamuan yang harus digoreng atau direbus. Pun kebingungan mana yang harus didahulukan. Plus sedikit khawatir jika mereka tidak jadi datang.

Seakan mengetahui kekhawatirkanku tersebut, di tengah menyiapkan jamuan, Mas kembali mengatakan jika memuliakan tamu itu hal yang wajib dilakukan. Dan Allah akan mencatat setiap perbuatan yang kita lakukan, termasuk memuliakan tamu dengan menyiapkan jamjan. Sekalipun tamu-tamu tersebut tidak jadi datang.

Mas juga bercerita tentang nabi Ibrahim yang memiliki julukan "abu dhaifan" atau "bapaknya para tamu". Julukan tersebut disematkan kepada Beliau karena tabiatnya yang suka menjamu tamu. Bahkan sunah memuliakan tamu berasal dari kebiasaan Beliau tersebut. Pernah suatu hari, ketika tengah malam, tiba-tiba ada seorang berbaju putih datang ke rumahnya. Melihat ada tamu yang datang, Beliau segera pergi ke halaman belakang. Menyembelih seekor sapi lalu mengolahnya menjadi makanan. Sendirian, tanpa bantuan siapapun. Padahal biasanya, untuk melakukan hal tersebut diperlukan bantuan banyak orang. Namun, nabi Ibrahim dapat melakukan hal tersebut sendirian.

Setelah selesai menyiapkan jamuan, nabi Ibrahim menyuguhkannya ke tamu tersebut. Ternyata sang tamu enggan untuk menyantap makanan buatan Beliau. Beliau keheranan, selain penampilan sang tamu, juga keengganannya untuk menyantap jamuan. Mengetahui keheranan yang dialami nabi Ibrahim, sang tamu akhirnya membongkar identitas serta tujuannya bertamu. Ternyata tamu tersebut adalah malaikat yang diutus Allah untuk menyampaikan kabar gembira bahwa akan lahir seorang anak yang lahir dari rahim Sarah, istri nabi Ibrahim. Mereka tidak percaya, mengingat usia mereka yang sudah tua. Namun, anak tersebut nantinya akan menjadi nabi dan rasul, yang diberi nama Ishaq.

Dari kisah nabi Ibrahim tersebut, hal yang dapat kupetik dan kuteladani adalah kebiasaan Beliau dalam memuliakan tamu. Pun banyak sekali hikmah ketika kita memuliakan tamu. Di antaranya yaitu mendapat rahmat Allah dan dipermudah rezekinya. Dan kalau kata Mas, salah satu rahmat Allah adalah kehamilan yang dialami oleh para perempuan. Jadi, muliakanlah tamu dengan jamuan terbaik yang kita miliki.

No comments:

Powered by Blogger.