Rencana Allah yang Terbaik

Wednesday, September 19, 2018


Hari ke #262

Dalam dua hari terakhir ini kami mencoba mempraktekkan saran dari murabbiku. Merebus mie dan terkadang mencicil memotong sosis. Saran tersebut ternyata sangat memudahkan kami. Dulu, biasanya selepas bangun tidur, kami harus merebus mie terlebih dahulu. Sekarang, setelah bangun tidur, kami bisa langsung membuat adonan.

Adonan yang kami buat biasanya bergantung pada jumlah omelet yang akan dibuat. Pun biasanya kami sesuaikan dengan jumlah omelet yang akan kami titipkan. Baik di sekolahnya Mas, lapak milik temannya Mas, lapak timur seberang sekolah dasar, maupun lapak selatan dekat perempatan. Begitu pun hari ini.

Setelah selesai membuat adonan, kami mulai menggorengnya. Dari kloter pertama hingga ketiga, kami begitu lancar menggoreng. Begitu memasuki kloter keempat, baru selesai menaruh adonan omelet ke wajan, tiba-tiba "beep". Ternyata gasnya habis. Tepat ketika adzan Subuh berkumandang. Seperti pertanda kami harus menghentikan sejenak aktivitas kami.

Selepas Subuh, Mas mengitari daerah Gatak hingga Jalan Patang Puluhan demi mencari satu tabung gas elpiji 3 kg. Sayangnya, warung-warung masih tertutup rapat, belum banyak yang buka. Sekali ada warung yang buka dan menyediakan gas elpiji 3 kg, ternyata sudah diambil oleh orang lain.

Sepulangnya Mas ke kontrakan dengan gas yang sama rasanya cukup sedih. Terlebih mengingat banyak mie yang masih utuh. Akhirnya, setelah kami berdiskusi, seluruh omelet yang telah digoreng akan ditaruh di kantin tempat kerjanya Mas. Cukup sedih sebenarnya, ketika target kami tidak terlampaui, bahkan sekadar untuk tercapai. Namun, aku yakin bahwa setiap kejadian memiliki hikmahnya.

Seperti peristiwa hari ini yang kembali menyadarkanku tentang sebaik-baik rencana yang kami buat, masih kalah jauh dengan rencana-Nya. Mungkin, memang rezekinya kami untuk dapat menggoreng 27 omelet. Mungkin, Allah ingin kami istirahat sejenak, barang beberapa menit untuk merehatkan pikiran dan tenaga di pagi itu. Dan kemungkinan lainnya, yang kami yakini itu yang terbaik. Sebab, Allah adalah sebaik-baik perencana.

No comments:

Powered by Blogger.