Keuangan dalam Rumah Tangga



Hari ke #248

Dalam Islam, memilih pasangan ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu agamanya, parasnya, keturunannya, dan hartanya. Terutama bagi laki-laki, aspek harta tersebut tidak hanya secara harfiah tentang berapa banyak harta yang dimiliki sang calon istri, atau berapa banyak gaji calon istri dalam sebulan. Kalau dalam buku Pengantin Assunnah-nya Ustasz Adi Hidayat, aspek harta juga berkaitan dengan bagaimana gaya hidup sang calon istri tersebut. Jadi, laki-laki tersebut dapat memperkirakan apakah gaji yang dimiliki sanggup memenuhi kebutuhan plus gaya hidup sang calon istri. Sebab kondisi ekonomi seringkali menjadi permasalahan dalam rumah tangga.

Terlebih jika gaya hidup salah satu pasangan atau sepasang tersebut memiliki gaya hidup yang terlampau tinggi melebihi gaji dan penghasilan yang diterima perbulan. Padahal, jarang sekali ada rumah tangga yang baru dibangun yang kondisi ekonominya sudah stabil. Namanya juga "baru dibangun", tentu banyak hal yang harus dimulai dari nol. Salah satunya kondisi ekonomi rumah tangga. Dan bukanlah hal yang mudah ketika mengatur keuangan rumah tangga. Bagaimana uang yang diberikan suami tiap bulan itu harus cukup hingga suami kembali gajian. Mengutip katanya Mas, "itulah seni dalam rumah tangga, bagaimana kita begitu berdebar ketika uang sedang menipis sementara ada kebutuhan yang harus dibeli.

Setelah mengatur keuangan rumah tangga sendiri, aku jadi bersyukur dulu ketika kelas 11-12 masuk kelas IPS. Ternyata mata pelajaran Akuntansi begitu terasa ketika sudah berumah tangga, meski yang paling kuingat hanya jurnal umum. Kalau dulu sewaktu SMA mencatat segala transaksi perusahaan--yang uangnya tidak tampak secara fisik--, sekarang justru mencatat segala transaksi dalam rumah tangga.

Dan setelah mencoba merekap keuangan rumah tangga kami, aku jadi teringat perkataannya Mas tentang perbedaan gaji dan penghasilan. Gaji adalah uang rutin yang diterima setiap bulan dari tempat kita bekerja. Sementara penghasilan, didapat dari arah yang tidak diduga datangnya. Selama kita yakin bahwa Allah akan selalu memberikan rezeki kepada kita dari arah manapun. Pun selama kita mau membuka pintu-pintu rezeki tersebut.

No comments:

Powered by Blogger.