Kasih Ibu

Tuesday, September 11, 2018


Hari ke #254

Kasih sayang seorang ibu memang tidak terkira nilainya. Sebesar apapun cinta dan pengorbanan yang kita lakukan untuk beliau. Dan semenjak menikah ini aku mempunyai dua orang ibu yang sama-sama menyayangi anak-anaknya--aku dan Mas.



Mama yang sering mengatakan, "kalembo ade ya Nak." Mengingatkanku untuk selalu bersabar untuk menghadapi kehidupan bersama Mas. Terlebih di masa-masa awal seperti ini, yang butuh banyak penyesuaian. Selalu mengingatkanku untuk minum air putih yang banyak--hingga kembung--ketika baru bangun tidur. Tujuannya untuk menerapi gastritisku. Pun sering mengingatkanku untuk makan yang banyak agar cincin di jari manis sebelah kanan dapat pas dipakai tanpa dililit plester.



Dan Ibu, yang selalu memberi banyak hal meski tidak kuminta. Entah berapa banyak yang telah Beliau perbuat untukku. Seperti hari Minggu kemarin, ketika aku dan Mas ikut rombongannya Ibu berwisata ke beberapa tempat di Jogja, ternyata ibu membawa banyak sekali barang dan makanan untukku. Padahal aku hanya meminta dibawakan tempe mendoan. Membawakan kembali bawang merah, bawang putih, dan gula, padahal ketiga barang yang sebulan lalu Ibu bawakan saja belum habis. Hal yang paling membuat terharu ketika Ibu membawakan talenan untuk kami. Setengah terheran, setengah terharu, aku spontan mengatakan, "kok Ibu bisa tahu kalau kami butuh talenan?" Padahal aku maupun Mas tidak pernah bercerita ke Ibu atau Bapak kalau talenan yang kami punya rusak ketika menyembelih hewan kurban kemarin.

Setelah menikah ini semakin terasa sekali kasih sayangnya Ibu. Baik ketika kami pulang ke rumah, maupun ketika Ibu ke kontrakan kami, Ibu selalu memberikan barang-barang untuk kebutuhan kami. Seringkali hati ini merasa terenyuh tetapi tidak bisa mengekspresikannya dengan baik.

No comments:

Powered by Blogger.