Sebuah Notulensi: Menyempurnakan Barisan

Monday, September 24, 2018


Hari ke #267

Dalam liqo kemarin membahas tentang kesempurnaan barisan. Selayaknya barisan dalam salat, barisan dalam organisasi atau jamaah lainnya juga harus disempurnakan barisannya. Ada beberapa syarat dalam menyempurnakan barisan. Pertama, luruskan dan rapatkan. Mendengar syarat ini, ingatanku langsung tertuju pada jargon BMKA Salman ITB.

Syarat pertama ini mengajarkan keselarasan dalam sebuah barisan sehingga tidak ada yang menonjolkan diri. Sehingga semua anggota fokus pada tujuan. Pun merasa memiliki dan berkomitmen terhadap barisan tersebut. Sebab Islam mengajarkan hidup teratur, berjamaah, dan tolong menolong dalam kebaikan. Ada alur dalam meluruskan dan merapatkan barisan ini, yaitu refleksi (sehingga tidak langsung menyalahkan orang lain)-retrospeksi (mengungkit masa lalu)-rekonstruksi-revolusi-regenerasi (sehingga ketika kita tidak lagi dalam barisan tersebut, ada yang melanjutkan apa yang telah kita lakukan).

Syarat kedua yaitu leadeship. Seorang pemimpin itu harus memiliki jiwa kepemimpinan sehingga dapat meluruskan tujuan barisannya. Syarat ketiga yaitu manajemen. Dalam menyempurnakan barisan, kita harus melakukan sesuatu karena ilmu. Seperti berbicara berdasarkan ilmu, mengajak kebaikan berdasarkan bashirah (penglihatan batin). Ada beberapa ayat dalam Alquran yang menjelaskan tentang leadership dan manajeken, yaitu surat Adz-Dzariyat ayat 56, surat Al-Baqarah ayat 50, dan surat Sad ayat 75-76.

Syarat keempat yaitu komunikasi sehingga dapat menyesuaikan cara bicara kita dengan lawan bicara. Istilah komunikasi dalam Alquran disebut dengan qaulan (perkataan). Ada beberapa konsep qaulan dalam Alquran. Seperti qaulan sadida yaitu menyampaikan sesuatu secara lugas, langsung ke inti masalah. Selain itu ada qaulan layyina, yaitu menyampaikan sesuatu dengan lembut dan penuh nasihat. Konsep ini cocok digunakan untuk menasihati pemimpin yang zalim.

Syarat kelima yaitu memilih cara pandang yang benar. Dengan demikian akan melahirkan pemikiran positif. Sebab dakwah adalah perjalanan panjang menuju Allah yang tidak kita ketahui kapan selesainya. Hal yang perlu diperhatikan dalam berdakwah yaitu mengenal tujuan, memiliki "kendaraan", menyiapkan bekal (terutama mental harus kuat), memahami peta (sehingga tahu tahapan-tahapannya), serta mempunyai kemauan dan kemampuan.

Selayaknya melakukan aktivitas lainnya, dalam menyempurnakan barisan juga tentu akan menghadapi hambatan. Beberapa di antaranya yaitu rasa was-was sehingga membuat seseorang tidak bisa maju, tidak dapat mengendalikan emosi, tidak fokus, tidak memprioritaskan, terlalu merasa sibuk, serta menolak perubahan.

No comments:

Powered by Blogger.