Menggali Ide dari Kehidupan Sehari-hari

Tuesday, May 12, 2020




Ahad kemarin aku sempat mengisi acara di MQFM Jogja untuk mewakili FLP Yogyakarta. Nah, sekarang aku mau membagikan materi yang kemarin aku sampaikan di acara tersebut. Semoga bermanfaat.

Bismillahirrahmannirrahim…

Dalam membuat sebuah tulisan, tidak jarang kita merasa kehabisan ide. Tidak tahu harus menulis apa. Serasa idenya sudah buntu. Padahal, kalau kita bisa menggali lebih dalam lagi, ternyata ide itu bisa muncul dari kehidupan sehari-hari kita. Kebanyakan tulisan yang saya buat pun sebagian besar muncul dari kejadian di kehidupan sehari-hari.

Bagaimana menggali ide dari kehidupan sehari-hari harus dimulai dari mana?

Menggali ide tentu dimulai dari diri sendiri, dengan menggunakan indera kita. Pertama, mata atau penglihatan, untuk melihat setiap peristiwa atau sesuatu yang menarik. Kedua, telinga atau pendengaran, untuk mendengarkan lawan bicara kita hingga kita dapat menangkap sesuatu. Ketiga, kulit, untuk merasakan setiap udara yang menerpa kulit, rintik hujan yang turun. Keempat, hidung, untuk membaui setiap aroma hujan, aroma tanah selepas hujan, aroma masakan, dan sebagainya. Kelima, lidah, untuk merasakan setiap makanan yang masuk ke mulut kita.

Selain dapat memunculkan ide tulisan, peka terhadap indera yang dimiliki juga memudahkan kita untuk mendeskripsikan sesuatu. Terutama jika kita sedang menulis cerita fiksi.

Bagaimana mengembangkan ide-ide tersebut?

Berikut beberapa tips yang sering saya gunakan dalam mencari ide tulisan:

1. Cari kejadian/hal/sesuatu yang menarik di hari itu


Setiap hari, kita tentu mengalami pengalaman yang berbeda. Tentunya, ada kejadian, sesuatu, atau hal-hal menarik dari pengalaman yang kita alami tersebut. Entah yang menyedihkan, menggelitik, atau menyenangkan. Jika kita jeli, tentu kejadian, sesuatu, atau hal-hal menarik tersebut dapat kita jadikan sebagai tulisannya. Pun hikmah apa sih yang mungkin bisa kita ambil pelajarannya sehingga pembaca juga bisa merasakannya.

Lalu bagaimana cara melakukan ini? Pertama, kita ingat-ingat dulu dalam satu hari, dari pagi sampai malam ada kejadian apa saja? Ada kejadian menarik kah? Atau sesuatu yang menarik kah? Setelah menemukan itu, lalu hikmah apa sih yang bisa dipetik?

2. Percakapan dengan orang lain

Berbincang atau mengobrol dengan orang lain ternyata dapat memunculkan ide dalam menulis. Entah kisah hidupnya yang bisa kita ceritakan kembali dengan bahasa kita. Atau perkataannya yang mungkin mengingatkan kita akan sesuatu hal.

3.         Alam semesta

Allah telah menciptakan alam semesta ini dengan begitu indah. Segala ciptaannya dapat menjadi sumber ide tulisan. Seperti ketika kita ke pantai, lalu kita melihat air, ombak, sepoi angin, dan kapal nelayan. Dari situ kita dapat membuat, misalnya puisi tentang pantai. Atau membuat cerita pendek berlatar pantai. Atau bisa juga ada hal yang bisa kita berefleksi ketika ke pantai. Seperti merasa bersyukur dengan segala yang Allah ciptakan atau merasa langit itu begitu lapang, seharusnya hati kita pun begitu. Dengan demikian, ada hikmah yang dapat kita sampaikan ke pembaca.

4. Buku

Ketika membaca buku, seringkali kita bisa terinpirasi dari buku yang kita baca. Seringkali juga terbesit ide untuk menuliskan hal serupa. Tentu dengan tokoh yang kita buat sendiri. Selain memunculkan ide, membaca buku juga dapat menambah kosakata yang kita miliki.

Apa yang membuat ide-ide tersebut muncul?

Menurut saya ada beberapa hal yang membuat ide-ide tersebut biasanya muncul:
1.       Karena kegelisahan yang kita alami
2.       Ada peristiwa yang mengubah hidup kita
3.       Karena ada hikmah yang bisa kita petik dan ingin disampaikan ke pembaca

Bagaimana bisa mengaplikasikan ide-ide tersebut?

Setelah menemukan ide, langkah selanjutnya tentu menuliskannya. Maka, setelah ide itu datang, segeralah tuliskan. Kalau belum sempat, tuliskan di kertas atau ketikkan di ponsel kita.

1.       Dari kejadian/hal/sesuatu yang menarik di hari itu

Sebenarnya yang ini cukup mudah karena setiap harinya kita tentu mengalami pengalaman atau menemukan hal yang berbeda. Tinggal kitanya mampu atau tidak untuk melihatnya dengan sudut pandang lain.

Seperti tulisan saya yang berjudul “Memaknai Rezeki Part 2”. Tulisan ini membahas mengenai dua peristiwa berkaitan dengan rezeki yang saya alami dalam satu hari. Peristiwa pertama terjadi pada pagi hari. Waktu itu ada flashsale yang diadakan sebuah penerbit buku. Singkat cerita, setelah saya berhasil memesan buku itu, siangnya saya mendapat kabar kalua pemesanan saya dan beberapa orang yang belum bayar dibatalkan karena kuota buku terbatas sementara yang memesan banyak banget. Lalu peristiwa kedua, ketika sore harinya saya ingin membeli sayur, saya berjalan ke beberapa tempat tetapi tutup. Kalaupun ada, sayurannya kurang segar. Sampai akhirnya saya berjalan di jalan setapak yang sebelumnya kutebak tutup, eh qadarullah ternyata buka dan ada sayuran yang saya cari. Dari kedua peristiwa itu, aku mengambil hikmah bahwa kalua sesuatu hal memang sudah menjadi rezeki kita, tentu akan Allah mudahkan dan dekatkan. Ternyata kalau sudah rezekinya, pasti tidak akan ke mana-mana. Jika bukan dari tempat A, mungkin dari tempat B, C, atau Z. Jika bukan hari ini, mungkin besok, atau besoknya lagi. Hal yang terpenting adalah usaha kita.

2.       Percakapan dengan orang lain

Tahun 2016 lalu saya pernah menulis novel yang sayangnya belum pernah diterbitkan. Ide novel itu berawal dari ketidaksengajaan. Waktu itu, aku menemani teman kuliahku untuk mewawancarai teman kami yang lain tentang tawuran yang dilakukan semasa SMA. Ketika mendengarkan itu, kurasa kisah tawurannya tersebut begitu bagus jika dijadikan novel. Sayangnya, mungkin saya belum bisa memindahkannya dalam cerita fiksi dengan baik.

                

No comments:

Powered by Blogger.