Dari Menikah, Aku Belajar: Berkomunikasi

Friday, May 01, 2020



Suatu hari, aku pernah menonton sebuah kajian yang diisi oleh Ustadzah Aisah Dahlan (kalau tidak salah ingat). Hal yang masih terpatri di ingatanku yaitu bahwa laki-laki sangatlah fokus jika mengerjakan sesuatu hal. Saking fokusnya, sampai-sampai kita panggil pun tidak akan pernah mendapat jawaban. Dari yang nada halus, sampai kasar. Ketika kali pertama mendengar itu, aku langsung mengangguk setuju. Karena aku pernah mengalami hal serupa. Berkali-kali memanggil Mas ketika sedang mendesain, tetapi tidak ada sahutan.

Lalu kemarin pagi, di sebuah grup, ada anggota yang mengirimkan sebuah video berjudul "Bapak-bapak Mana Tau". Dari judulnya saja sudah ketebak bahwa isinya tentang curahan hati ibu-ibu tentang hal-hal yang tidak mungkin dimengerti para suami. Karena video itu, anggota-anggota yang lain ikut bercerita tentang suaminya yang dimintai tolong membeli sesuatu, tetapi begitu sampai rumah, ternyata barang yang diminta berbeda. Bahkan ada yang membeli lebih banyak. Dari situ kutahu bahwa ketika meminta tolong ke suami itu harus jelas dan rinci. Kalau tidak, bisa bahaya.

Dari menikahlah, aku belajar bahwa perempuan dan laki-laki memang sangatlah berbeda dalam hal cara berpikir dan berkomunikasi. Laki-laki itu sangat logis, sementara perempuan itu sangatlah perasa. Perempuan seringkali main kode, sementara laki-laki harus jelas, to the point, dan rinci. Perempuan seringkali bercerita untuk sekadar melepas emosi, tetapi laki-laki seringkali menganggap harus ada solusi yang didapat. Tidak heran jika kita bercerita ke suami, jawaban yang didapat tidaklah seperti yang kita harapkan.

Dari menikah juga, aku belajar bahwa komunikasi adalah hal yang sangat penting. Apalagi jika ada masalah atau sesuatu yang mengganjal tentang pasangan kita. Bagiku yang introvert dan tidak bisa langsung mengutarakan apa yang kurasakan, hal itu terasa sulit dilakukan. Terutama di awal pernikahan. Mas pun sering mengingatkan untuk bercerita apapun jika ada yang mengganjal. Lambat laun, aku mulai belajar untuk lebih terbuka tentang perasaanku kepada Mas.

No comments:

Powered by Blogger.