Menjadi Ibu, Haruslah Rajin Mencari Ilmu

Saturday, May 02, 2020


Sebelum menikah, kukira menjadi ibu itu sesuatu yang berjalan dan mengalir begitu saja. Tak perlu ilmu, tak perlu bekal apapun. Merasa itu sebuah fitrah yang niscaya akan berjalan mulus tanpa ujian. Ternyata perkiraanku salah.

Ketika hamil, kubaru menyadari bahwa menjadi ibu itu perlu ilmu, perlu bekal, perlu adanya sebuah pendidikan. Sebab, dari buku Mendidik Sejak dalam Kandungan", kutahu bahwa mendidik anak ternyata bisa dimulai sejak dalam kandungan. Artinya, ketika hamil, kita—para perempuan—bukan hanya merasakan morning sickness, mual-muntah, badan tidak keruan, tetapi juga mempersiapkan ilmu sebagai bekal untuk menjadi ibu. Seperti ilmu-ilmu itu seputar pengasuhan, bagaimana berkomunikasi dengan anak, dan lainnya.

Sayangnya, ada ilmu yang luput kupelajari ketika hamil dulu, yaitu ilmu perawatan dan menyusui bayi. Ilmu ini ternyata tidak kalah penting dalam membekali diri kita untuk menjadi ibu. Sebab, banyak sekali mitos-mitos seputar itu. Pun banyak hal-hal yang tidak boleh dilakukan tetapi tetap dilakukan.

Ketika menyusui misalnya, dulu waktu Umar berumur baru beberapa hari, durasi menyusuinya cukup lama. Setelah kucari tahu, ternyata penyebabnya karena posisi dan pelekatan bayi yang kurang tepat. Hal lainnya seputar menyusui biasanya ketika ibu merasa ASI-nya kurang. Padahal mungkin karena sang ibu kurang makan dan minum yang cukup. Namun, orang-orang sekitar menyuruhnya memberikan susu formula. Padahal susu formula hanya diberikan atas saran dokter.

Selain menyusui, ada juga MP-ASI. Kalau tidak tahu ilmunya, mungkin aku hanya akan memberikan buah, atau sayuran. Padahal MP-ASI itu harus menu lengkap. Ada karbohidrat, lemak, protein hewan, dan protein nabati. Namun, yang terpenting bagi bayi yaitu karbohidrat, lemak, dan protein hewani. Sayuran dan buah hanya diberikan dengan porsi sedikit karena mereka mengandung serat yang cukup tinggi. Jika orang dewasa, mengonsumsi serat dapat memperlancar BAB. Pada bayi justru sebaliknya.

Beruntunglah, saat ini cukup banyak komunitas atau organisasi yang mengadakan sekolah bagi para calon ibu. Pun komunitas yang saling mendukung dan memberi informasi seputar bayi. Adanya itu tentu menjadi pertanda bahwa menjadi ibu memang memerlukan ilmu. Dan tidak pernah lelah dan mencari serta memperbaharui ilmunya. Semoga kita menjadi ibu-ibu yang tidak enggan untuk terus belajar.

No comments:

Powered by Blogger.