Membahas Trust vs Mistrust-nya Erik Erikson

Wednesday, May 06, 2020



  • Dulu, sewaktu mengambil mata kuliah Rentang Perkembangan Manusia (RPM), ada salah satu teori yang menurutku cukup menarik, yaitu teori perkembangan psikososial. Teori ini dicetuskan oleh Erik Erikson yang menjelaskan tentang beberapa tahap perkembangan psikososial manusia. Tahap pertama yaitu trust vs mistrust (rasa percaya vs tidak percaya) yang muncul sejak lahir hingga usia 2 tahun. Waktu itu, yang kutahu tentang tahapan itu adalah bahwa seorang manusia akan mengembangkan trust (rasa percaya) jika mendapat rasa aman dari caregiver-nya. Sebaliknya, jika tidak mendapat rasa aman, maka yang muncul adalah rasa tidak percaya.

  • Setelah ada Umar, kuteringat kembali akan tahap trust vs mistrust tersebut. Setiap melihatnya, aku selalu penasaran kenapa bayi bisa mendapatkan rasa aman dan trust tersebut. Setelah mencari beberapa referensi dan membuka buku Life-Span Development lagi, aku mulai mendapatkan jawabannya. Kata Erikson, selama di dalam rahim, bayi mendapatkan kehidupan yang hangat, teratur dari air ketuban. Begitu terlahir ke dunia, dia mulai mencari rasa aman yang seperti dirasakan ketika dalam rahim. Dan ketika di dunia, rasa aman itu bisa didapatkan dari caregiver-nya, terutama ibunya. Salah satu sumber munculnya trust tersebut ketika bayi diberikan ASI, terutama jika diberikan secara langsung.

  • Pada tahap ini, bayi juga belajar untuk mempercayai orang di sekitarnya. Seperti ketika bayi menangis, apakah orang di sekitarnya akan menghampirinya? Atau ketika merasa takut, apakah orang di sekitarnya akan memberikan kenyamanan? Kata Erikson, trust tersebut muncul jika bayi diasuh secara konsisten dan hangat.

  • Tiba-tiba aku teringat tentang kebiasaan Umar ketika bangun tidur. Jika tidak orang di samping atau depannya, seketika tangisnya pecah. Namun, jika melihat ada orang di samping atau depannya, dia akan terbangun tanpa menangis, bahkan tanpa suara. Terbangun, duduk, turun dari kasur dengan langkah gontai. Sesekali berhenti untuk merebahkan diri di lantai. Ketika tidak ada orang, mungkin dia merasa tidak aman. Sebaliknya, jika ada orang, dia merasa aman. Jika dihubungkan dengan teorinya Erikson ini, kurasa Umar sudah mendapatkan trust tersebut dari orang sekitarnya. Semoga.

No comments:

Powered by Blogger.