Teruntuk yang Mengulang Hari Kelahiran
Hari ke #31 Aku ingin bercerita tentang seseorang yang kukenal di FLP Yogyakarta . Seseorang yang--katanya--sedang mengulang h...
Novel Kehidupan Kita
Hari ke #30 Hidup ini layaknya sebuah novel. Ada prolog, pun epilog. Ada awal pun akhir. Kita adalah tokoh utama masing-mas...
Memberi dan Menerima Kepercayaan
Hari ke #29 Dari berkendara dengan motor, aku belajar untuk memberi kepercayaan. Entah kepada diri sendiri ataupun orang lain. ...
Subjektivitas dan Empati dalam Menulis
Hari ke #28 Selalu mendapat hal baru dan diingatkan kembali tentang berbagai hal ketika mendengarkan orang lain. Entah dalam bent...
Tepian Pantai
Hari ke #27 Kita pernah duduk di tepian pantai ini. Menikmati deru ombak yang mengalun pelan, aroma air laut yang menenan...
Rasanya Baru Kemarin
Hari ke #26 Rasa-rasanya baru kemarin aku mengenakan seragam putih-merahku. Mengisi keseharianku dengan bermain dan belajar, layaknya...
Mendengar Hal yang Menyenangkan Atau yang Seharusnya Didengar?
Hari ke #25 Hari ini serasa diingatkan kembali tentang ucapan yang pernah kuucap ke seorang teman. "Terkadang kita hanya in...
Hoax: Mempertanyakan Kebenaran
Hari ke #24 "Hoax gak nih?" Atau "Itu beritanya bener gak?" Mungkin adalah dua pertanyaan yang s...
Mencibir Waktu
Hari ke #23 Ada suatu titik ketika kita merasa jengah dengan rutinitas. Melakukan hal yang sama setiap harinya, dari pagi, sian...
Zona Nyaman
Hari ke #22 Semakin bertambahnya usia, semakin "berat" pula topik pembicaraan yang kita dan orang lain bahas. Pernikahan da...
Hujan Kala Pagi
Hari ke #21 Minggu pagi ini aku bangun di antara Mariko dan Kuroko. Dua kucingku yang masih saja terlelap di atas kepik-kepik. D...
Sedih dan Bahagia
Hari ke #20 Hidup itu bukan cerita dongeng yang berakhir dengan “bahagia selama-lamanya.” Sebab realitanya hidup kita tidak hanya diw...
Cerita Satu Tahun di FLP Yogyakarta
PDKT+Empatik 1, Desember 2016 Hari ke #19 Aku pernah beberapa kali menuliskan tentang FLP Yogyakarta, yaitu ketika PDKT+Empati...
Berkendara di Jalanan
Hari ke #18 Di antara sekian banyak mekanisme pertahanan, mungkin aku paling sering melakukan represi ketika ada masalah atau sesuatu...
Sebuah Konsistensi
Hari ke #17 Salah satu resolusi di tahun 2018 ini adalah menulis selama 365 hari. Apalagi @30haribercerita juga membuat tantan...
Tentang Sebuah Amanah
Hari ke #16 "Amanah itu tidak pernah salah pundak," kata kebanyakan orang. Dan ya, memang begitu. Sebab setiap orang ...
Teruntuk Diriku
Hari ke #15 Teruntuk diriku, Apa kabarmu--diriku? Tiada kata yang pantas kuberi untukmu--diriku--,selain maaf dan terima ka...
Teringat Senja, Teringat Kematian
Hari ke #14 Hari ini aku serasa diingatkan kembali untuk tidak mengejar dunia, "untuk apa sih mengejar dunia?" Padahal...
Mengingat dan Mensyukuri Nikmat
Hari ke #13 Kala itu aku sedang rutin-rutinnya kontrol ke dokter dan mengeluhkan "kenapa begini, kenapa begitu"--bahkan te...
20 Jam di Semarang
Tulisan ini sebenarnya sudah kutulis setelah beberapa jam kembali ke Jogja. Namun, sesuatu hal membuatku mengurungkan niat untuk melan...
Subscribe to:
Comments
(
Atom
)
