Sebuah Notula: Kebaikan yang Mengalir, Buah dari Keimanan



Hari ke #334

Setelah sekitar satu bulan lalu murabbi liqo-ku membahas tentang "buahnya ibadah, manisnya ibadah". Beberapa pekan lalu Beliau membahas tentang "kebaikan yang mengalir, buah dari keimanan." Beliau mengatakan, jika seseorang memiliki keimanan yang bagus, dia dapat memberi manfaat kepada orang-orang sekitarnya. Sebab perbuatan tersebut merupakan akhlak yang didasari oleh keimanan.

Pada dasarnya, hakikat keimanan yaitu syukur dan sabar. Dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya (HR. Muslim, no. 2999)." Dari hadits tersebut terlihat jika sabar dan syukur merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, terutama orang mukmin. Apa yang Allah berikan kepada kita suatu kecenderungan untuk berbuat baik memiliki sebuah konsekuensinya, yaitu sabar dan syukur. Sebab, apa yang Allah izinkan kepada kita, sebenarnya Allah sedang mempersiapkan sesuatu untuk kita.

Bersyukurlah jika kita dapat berbuat baik karena itu pertanda Allah mengizinkan kita untuk berbuat baik. Sebab, ketika kita berbuat baik, nantinya akan melahirkan kebaikan yang lain. Namun, untuk mengetahui keimanan kita, Allah akan memberikan ujian bagi kita. Allah ingin mengetahui seberapa dalam, seberapa banyak tingkat keimanan kita kepada-Nya. Pun Allah ingin mengetahui sikap kita ketika diuji. Apakah kita dapat bersabar atau mengeluh dan pasrah ketika mendapat ujian tersebut. Meski sabar dalam menghadapi ujian, dalam menghadapi musibah itu baik. Akan tetapi, lebih baik sabar dari menahan diri untuk berbuat maksiat. Jadi, ketika sudah terbiasa dan bisa bersabar dan bersyukur, itu pertanda kita sudah cukup memiliki keimanan yang bagus. Nantinya, keimanan tersebut akan terwujud dalam perilaku kita kepada orang lain. Harus dapat berbuat baik kepada orang lain, memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar. Dengan demikian, bukan hanya kita yang merasakan manfaat dari keimanan yang kita miliki, tetapi orang lain juga dapat merasakannya.

No comments:

Powered by Blogger.