Salah Paham Tentang Emosi

Thursday, January 28, 2021

 



"Aku lagi emosi nih."


"Kamu kok emosian banget sih?"


Pernah mendengar kalimat-kalimat seperti itu? Atau bahkan kita sendiri yang mengucapkannya. Seringkali kebanyakan orang mengasosiakan "emosi" sebagai perasaan marah. Padahal, emosi itu tidak hanya emosi negatif seperti marah, tetapi juga emosi positif, seperti bahagia.


Bulan Januari ini, @mommischology mengusung tema "Emotional Health for Family". Dari tema tersebut, aku belajar kembali tentang emosi. Sekaligus takjub dengan Islam yang sejak dulu telah menjelaskan tentang macam-macam emosi, cara mengelola emosi, dan manfaat kesehatan emosi. Baik dari konten-konten yang ditulis content-creator, Khazanah yang kutulis, Swaraibu, hingga Arisan Ilmu.


Kata psikolog Wirdatul Annisa, emosi berasal dari bahasa Latin yang memiliki arti bergerak ke luar sehingga emosi bisa menjadi alarm yang memberikan informasi tertentu sehingga mengarahkan untuk merespons sesuai yang kita butuhkan. Seperti ketika kita mengalami sebuah kejadian yang dipersepsikan sebagai sesuatu yang tidak sesuai keinginan, maka emosi yang muncul adalah marah atau kecewa. Contoh lainnya, ketika memiliki perasaan khawatir akan terkena atau tertular Covid-19, maka kita lebih sadar untuk terus melakukan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan.


Selain itu, dalam Psikologi, dikenal juga enam emosi dasar pada manusia, yaitu bahagia, sedih, takut, jijik, marah, terkejut. Namun, jauh sebelum itu, ternyata Alquran sudah mengenalkan lebih dahulu tentang emosi. Seperti khauf atau takut, hazn atau sedih. Tidak hanya mengenalkan macam-macam emosi, beberapa ayat Alquran dan hadits juga memberikan tips untuk mengelola emosi.


Seperti marah, ketika kita marah sambil berdiri, kita dianjurkan untuk duduk. Jika masih marah, kita dianjurkan untuk berbaring. Namun, jika masih marah juga, kita dianjurkan untuk berwudhu. Mengapa demikian? Sebab, "Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu Daud)


Lalu ketika kita merasa takut atau sedih, kita dianjurkan untuk memperbanyak sabar, syukur, dzikir, beristighfar, dan bertawakal. Mengapa demikian? Sebab, “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’du ayat 28).


Semenjak ada Mommischology, terutama dari tema bulan ini, semakin menyadarkanku bahwa Alquran itu "psikologis banget". Banyak hal-hal yang kupelajari selama kuliah, ternyata sudah dibahas dalam Alquran. Salah satunya tentang emosi ini.

No comments:

Powered by Blogger.