Menyusui dalam Pandangan Psikologi

Tuesday, January 12, 2021



Ketika kurikulum dan pemateri FWMP sudah tersusun dengan rapi, aku paling menantikan kelas menyusui. Meskipun tinggal menghitung bulan lagu menuju masa penyapihan, tetapi selalu excited kalau ikut webinar tentang menyusui. Mengapa? Sebab, kelas menyusui FWMP Sabtu kemarin, diisi oleh mbak Atika, seorang psikolog. Sesuatu yang jarang kutemui karena biasanya yang menjadi konselor menyusui adalah para tenaga kesehatan.


Dalam kelas kemarin, mba Atika mengatakan bahwa para perempuan itu pada dasarnya telah dipersiapkan untuk menyusui. Seperti payudara yang terletak di dekat jantung. Mengapa posisi jantung menjadi sangat penting ketika proses menyusui? Ternyata selama dalam rahim, bayi mendengar semua proses dalam diri kita. Salah satunya yaitu suara detak jantung kita yang ternyata begitu menenangkan bayi sehingga dia merasa aman dan nyaman selama dalam rahim.

Suara detak jantung ibu juga ternyata yang menjadi awal mula bayi mengenal ibunya sehingga tidak heran setelah bayi terlahir ke dunia, dia akan menempel dalam dekapan ibunya. Sebab, kata mbak Atika, ketika digendong, bayi merasakan detak jantung ibunya yang familiar didengarnya ketika dalam rahim. Pun bagi bayi, dada ibunya adalah rumah keduanya setelah rahim. Selain mendesain payudara terletak dekat jantung, Allah juga telah mendesain areola yang memiliki aroma seperti ketuban. Hal tersebut membuat bayi begitu nyaman ketika menyusui karena aromanya familiar seperti dalam rahim.

Ada banyak manfaat menyusui, baik secara fisik maupun psikologis, baik bagi bayi maupun bagi ibu. Namun, secara psikologis, menurut mbak Atika ada beberapa manfaat menyusui, di antaranya yaitu:

  1. Attachment atau Kelekatan

    Attachment atau kelekatan adalah hubungan antara bayi dengan pengasuhnya yang dapat memengaruhi hubungan bayi dengan dunia luarnya. Attachment yang ideal disebut dengan secure attachment yang diperlukan agar seseorang percaya bahwa lingkungannya dapat memberikan rasa aman untuknya. Kapan attachment mulai terbentuk? Ketika dua tahun pertama kehidupan manusia atau ketika kita masih bayi. Maka, menyusui bayi pada masa tersebut sangatlah penting untuk pembentukan attachment kita dengan anak.

  2. Pembentukan Basic Trust

    Ketika masa bayi, anak kita tentu akan sulit mengutarakan bagaimana perasaannya dan apa yang dibutuhkan karena saat itu dia belum bisa/lancar berbicara. Sebagai orang tuanya, tentunya kita akan memfasilitasi kebutuhan anak kita, seperti menyusukannya ketika lapar/haus, memeluknya ketika sedih, dan lainnya. Dari situlah, proses basic trust terbentuk. Mengapa? Karena hal tersebut membuat bayi merasa aman ketika membutuhkan sesuatu.

  3. Stimulasi Pertama dan yang Utama dan Memiliki Kompetensi Kognitif yang Lebih Baik

    Melalui menyusui, ternyata dapat memberikan pengalaman dan menstimulasi sensori  (panca indera) bayi. Seperti terstimulasi olfaktori (pembauan) dengan membaui aroma ibunya, terstimulasi auditori (pendengaran) melalui suara-suara yang ada di sekitarnya, terstimulasi taktil (kulit) ketika dielus kepala/pundaknya. Mengapa penting? Sebab, pada dua tahun pertama kehidupan merupakan awal terbentuknya sensori (panca indera). Selain itu, melalui menyusui, seorang bayi dapat terstimulasi sensorinya sehingga lebih dapat mengasah kemampuan berpikirnya.

  4. Bonding atau Ikatan

    Bonding atau ikatan antara bayi dengan ibunya bukanlah sesuatu yang terjadi tiba-tiba. Ada proses yang harus dilalui. Melalui menyusuilah, kita berkesempatan untuk jatuh cinta dan terikat dengan bayi. Melalui menyusui juga, kita bisa mengingat kembali bahwa bayi kita itu yang selama sembilan bulan lebih kita kandung. Dengan demikian, kita bisa jatuh cinta lagi kepada bayi.

  5. Meningkatkan maternal sensitivity

    Menyusui dapat membuat ibu lebih peka untuk mengenali tanda-tanda kebutuhan bayi. Seperti mengenal mana tangisan ketika bayi lapar, mengantuk, atau merasa tidak nyaman.

  6. Membuat ibu merasa tenang, nyaman, rileks, dan bahagia

    Dalam menyusui, kita memproduksi beberapa hormon yang membuat kita merasa nyaman, seperti prolaktin dan oksitosin. Kedua hormon tersebut membuat ibu merasa tenang, nyaman, rileks, dan bahagia ketika menyusui. Tidak heran juga jika banyak ibu yang mengantuk bahkan ketiduran ketika menyusui sang bayi.
Setelah mengetahui itu, aku semakin takjub dengan penciptaan Allah yang begitu luar biasa. Dalam hal menyusui pun, Allah telah mendesain tubuh kita, para perempuan dengan sedemikian rupa sehingga kita siap untuk menyusui. Pun ternyata banyak sekali manfaat menyusui anak, bukan hanya untuk bayi, tetapi juga untuk kita, ibunya. Meski kutahu, bahwa menyusui memang membutuhkan perjuangan dan kerja sama kita dengan suami dan orang-orang di sekitar. Buat ibu-ibu yang sebentar lagi menyapih, semoga dimudahkan untuk menyusui sampai masa menyapih tiba. Pun dimudahkan segala proses penyapihan. Buat ibu-ibu baru, semoga dimudahkan untuk menyusui. Kalau kata mbak Atika, "Breastfeeding is the best-feeding, maka menyusulah dengan keras kepala."



No comments:

Powered by Blogger.