Terima Kasih

Wednesday, January 08, 2020


Hari ini, tadinya aku ingin mengapresiasi diriku sendiri. Berterima kasih kepada diri ini atas apa yang telah dilewati setelah menikah dan mempunyai anak ini. Namun, tiba-tiba saja aku mengurungkannya. Menurutku, ada yang lebih pantas diapresiasi dibanding diri ini.

Kalau bukan atas kebaikan-Nya, mungkin aku tidak dapat merasakan nikmatnya kesehatan dan waktu, dinginnya hujan, hangatnya mentari, sejuknya udara, segarnya air. Kalau bukan atas hidayah dan rahmat-Nya, mungkin aku tidak dapat menjalankan setiap ibadah, setiap kebaikan yang telah, sedang, dan akan kulakukan. Kalau bukan atas kemurah-hatian-Nya, mungkin aku tidak dapat bertemu dengan orang-orang baik di sekitarku.

Kalau bukan atas kehendak-Nya, mungkin aku tidak terlahir di keluarga yang menyayangi dan mendukungku. Kalau bukan atas kehendak-Nya, mungkin aku tidak dipertemukan dengan Mas, orang asing yang sekarang menjadi teman hidupku. Kalau bukan atas kehendak-Nya, mungkin aku tidak dapat bertemu dengan Umar.

Kalau bukan atas rahmat-Nya, mungkin aku tidak dapat berproses menjadi istri dan ibu. Belajar mengatur rumah tangga yang sangatlah tidak mudah. Belajar menjadi seorang ibu yang ternyata sangat menguji kesabaran. Kalau bukan atas rahmat-Nya, mungkin aku tidak bisa kuat menjalani peran-peran itu. Mungkin aku sudah menyerah dan tumbang.

Ternyata Allah memang Ar-Rahman dan Ar-Rahim, kasih sayang-Nya tiada yang menandingi. Sekalipun diri ini masih jauh dari kriteria hamba-Nya yang taat, masih berproses untuk menjadi baik, tetapi Allah begitu baik. Apalagi setelah menuliskan ini, ternyata begitu banyak kebaikan-Nya yang telah kuterima, yang sepertinya sering tidak kusyukuri. Dan "terima kasih" mungkin memang bukanlah ungkapan yang pas untuk membalas semua kebaikan-Nya. Namun, izinkanku untuk mengucapkannya, sebuah frasa yang mungkin jarang kuucap untuk-Nya.

Terima kasih Allah, Sang Maha segalanya. Sang Maha penulis skenario kehidupanku yang terbaik.

No comments:

Powered by Blogger.