Realitas yang Terkadang Tidak Sesuai Teori

Friday, January 24, 2020


Terkadang teori memang tidak sesuai dengan realitas. Seperti ketika masa kehamilan dulu. Ketika trimester 2 sudah dibolehkan ikut senam hamil, tiap pekan aku cukup rutin mengikutinya. Biasanya salah satu gerakan dalam senam hamil atur napas. Tarik dan hembuskan. Tujuannya agar para ibu hamil bisa mengatur napas ketika kontraksi persalinan terjadi. Pikirku saat itu, "ah, pasti gampang ini. Tinggal tarik-hembusin napas aja."

Faktanya, ternyata tidak semudah yang kupikir. Ketika kontraksi datang, atur napas ternyata menjadi sesuatu yang kerap sulit dilakukan. Mungkin efek rasa sakit jadi teori atur napas itu terasa buyar. Kalau tidak ada Mas di sampingku yang membimbing untuk atur napas, masa kontraksi saat itu terasa semakin berat. Dan bahkan mungkin sudah mengejan dulu ketika rasa sakit itu.

Lalu ketika Umar sudah lahir, kupikir merawat dan mengasuh bayi itu mudah. Ternyata sangatlah sulit. Setiap bulannya ada tantangan yang berbeda. Setiap bulannya serasa harus me-restock kesabaran yang seringkali hampir habis. Karena memang menjadi ibu haruslah bersabar. Apalagi jika ada omongan sana-sini tentang kita atau anak kita.

Pun ketika MP-ASI ini. Meski sudah membaca bukunya dokter @metahanindita. Meski sudah mengikuti berbagai kuliah WhatsApp seputar MP-ASI, tetap saja ada kesulitan yang kualami. Seperti anak yang aktif bergerak, mau disuapi malah ingin manjat ke badan Abatinya. Terkadang salah satu cara untuk mengalihkan perhatiannya dengan mainan atau kaleng yang dipukul. Padahal, di teori, mainan sebaiknya tidak diberikan ketika sedang makan karena bisa jadi distraktor. Lalu ketika di teori disebutkan kalau awal MP-ASI diberikan 2-3 sdm bayi kemudian meningkat menjadi 2-3 sdm orang dewasa (125 ml). Faktanya, sesuap makanan yang masuk saja sudah merasa sangat bersyukur.

Kalau sudah begitu, hanya bisa menghibur diri bahwa memang teori tidak sesuai dengan realitas yang terjadi. Jadi, kitabharus terus sounding ke anak agar mau makan dengan lahap. Pun harus perkuat doa. Memohon kepada-Nya agar dipermudah segala urusan kita.

No comments:

Powered by Blogger.