Mengenalkan Gawai Sejak Bayi?

Friday, January 03, 2020


Sebelum punya anak, gemas sekali ketika melihat balita, bahkan bayi yang sudah akrab dengan gawai (gadget). Pikirku, "Kok orang tuanya membolehkan ya dia main gawai sendiri?" Setelah punya anak dan menjadi orang tua, ternyata gawai tidak bisa 100% kami tinggalkan ketika bersama Umar. Ketika penglihatan Umar belum jelas dan dirinya belum seaktif sekarang, bermain gawai di dekatnya terasa aman-aman saja. Namun, sekarang, tidak lagi.

Ketika mendengar suara selirih saja, matanya sudah mengarah ke segala penjuru, mencari sumber suara. Ketika ponsel kami tergeletak begitu saja, meleng sedikit, Umar sudah mengambilnya dan memasukkannya ke mulut. Bahkan ketika sedang membaca pesan WhatsApp atau aplikasi Alquran di ponsel saat menyusui, tiba-tiba Umar berhenti dan berbalik arah ke tempat kuletakkan ponsel. Memang sulit menjadi orang tua di zaman yang apa-apa bergantung dengan teknologi. Ingin 100% bebas gawai tidak akan bisa. Pun tidak mungkin untuk sama sekali tidak mengenalkan gawai kepada Umar.

Setelah masuk grupnya @healthcarepedia.id ternyata tidak masalah anak dikenalkan gawai. Asalkan disesuaikan dengan umurnya. Aktivitas ini juga sering disebut dengan "screen time". Misalnya untuk usia 0-18 bulan, screen time-nya Umar hanya sebatas pada video call. Itu pun harus didampingi aku atau Mas, dan tidak boleh terlalu lama. Baru setelahnya boleh dikenalkan dengan fitur lainnya, meski tetap harus didampingi oleh orang tua.

Menjadi orang tua di zaman sekarang tantangannya memang berat. Terutama dari teknologi yang kian berinovasi dan menarik untuk anak-anak. That's why, sebagai orang tua harus punya ilmu sehingga tahu mana batasannya. Pun agar yang jauh terasa dekat dan yang dekat tidak terasa jauh.

No comments:

Powered by Blogger.