Berprasangka kepada Orang Lain Meski dalam Hati




Hari ke #297

Salah satu "ancaman" ketika kita memiliki pengetahuan agama, kemampuan, dan pengalaman yang banyak yaitu meremehkan. Terkadang, tanpa disadari kita melakukan hal tersebut. Ketika melihat karya orang lain yang dirasa tidak lebih baik, secara spontan kita akan meremehkannya. Menganggap karya kita jauh lebih dari miliknya. Meski sekadar membatin, "Ah, karya apaan nih!". Pun ketika kita merasa telah beribadah banyak, telah berpakaian syari, telah sering datang kajian, ketika melihat orang lain tidak seperti kita, kita justru meremehkannya. Menganggap diri kita lebih baik darinya.

Kalau kata Ustadz Oemar Mita, memang begitulah manusia. Di salah satu kajiannya, Beliau bercerita tentang seorang ahli ibadah yang akan melaksanakan salat di masjid. Saat memasuki tempat salat, dia bertemu dengan seseorang yang berdoa sembari menangis. Ahli ibadah tersebut membatin kalau orang tersebut telah pamer karena berdoa sembari menangis ketika di masjid yang notabene akan dilihat orang lain. Menurutnya, seharusnya seseorang tersebut melakukannya di sepertiga malam saja ketika tidak ada orang yang melihat. Akibat dari prasangka itu, meski hanya diucap dalam hati, ternyata membuat sang ahli ibadah tidak bisa menangis ketika berdoa usai salat. Hari-hari selanjutnya sampai satu bulan hal itu masih menimpa dirinya. Menyadari hal itu, ahli ibadah tersebut merenungkan segala kesalahan yang pernah diperbuatnya sehingga dia tidak bisa menangis.

Keesokan harinya, ahli ibadah itu mendatangi masjid tempatnya bertemu seseorang tersebut. Setelah menemukan sosok seseorang tersebut, sang ahli ibadah langsung memeluk dan meminta maaf karena telah bersuudzon. Hikmah dari cerita tersebut mengingatkan kita bahwa hati kita seringkalu digunakan untuk bersuudzon kepada orang lain. Namun, suudzon bukanlah sesuatu yang baik, meski orang yang kita suudzon-i tidak mengetahuinya. Sebab, kita tidak tahu dampak suudzon tersebut. Untuk itu, jagalah hati kita untuk selalu khusnudzon, tidak berprasangka kepada orang lain meski hanya terbesit dalam hati.

No comments:

Powered by Blogger.