Belajar dari Penduduk Langit

Sunday, May 09, 2021




Dalam obrolan saat makan sahur kemarin, Mas mengingatkanku tentang sosok Uwais Al-Qarni. Sosok tabi'in (bertemu generasi sahabat tetapi tidak bertemu Rasulullah shalallahualaihi wasallam, meskipun hidup pada zaman Beliau), yang dikenal dengan sebutan "tak terkenal di bumi, terkenal di langit". Beliau sangat ingin bertemu Rasulullah shalallahualaihi wasallam, tetapi tidak bisa dilakukan karena harus merawat ibunya.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah shalallahualaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya tabi’in yang terbaik adalah seorang pria yang bernama Uwais. Ia memiliki seorang ibu dan dulunya berpenyakit kulit (tubuhnya ada putih-putih). Perintahkanlah padanya untuk meminta ampun untuk kalian."

Hadits tersebut ternyata menggerakkan Umar bin Khattab menemui Uwais Al-Qarni untuk didoakan agar Allah mengampuninya. Sayangnya, masyarakat di sekitar tempat tinggal Uwais Al-Qarni tidak mengenalinya. Sejak itu juga, banyak orang yang ingin bertemu dengan Beliau untuk dimintai doa. Namun, ternyata popularitas membuat Beliau merasa khawatir sehingga Beliau mengasingkan diri dari manusia.

Lalu, apa yang membuat Uwais Al-Qarni sehingga disebut dengan "penduduk langit" hingga banyak orang minta didoakan? Ternyata karena bakti kepada ibu. Sebuah amalan yang seringkali luput untuk dilakukan, padahal mampu mendekatkan Uwais Al-Qarni dengan surga. Dari kisah Uwais Al-Qarni, kita diingatkan untuk berbakti kepada orang tua, terutama ibu. Sebab, ibu yang mengandung, melahirkan, menyusui hingga menyapih, dan mengasuh kita dengan perjuangan.

Selain itu, dari kisah itu juga, Mas mengingatkanku untuk mencontoh akhlak Uwais Al-Qarni yang melakukan sebuah kebaikan bukan karena ingin mencari popularitas. Mas juga mengatakan kalau melakukan kebaikan karena ingin populer, niatnya sudah salah. Bahkan dapat menghapus amal kebaikan yang sebelumnya telah kulakukan. Ketika diingatkan sepertinya, aku langsung merenung dan mengevaluasi diri. Ternyata bukan hal penting untuk terkenal di bumi, tetapi tidak terkenal di langit yang disebabkan oleh tidak adanya amal kebaikan yang kita lakukan.

No comments:

Powered by Blogger.