Sebuah Notula: Sepuluh Rumus Cerdas Menghadapi Kesulitan Dunia

Monday, December 24, 2018

Hari ke #352

Sekitar dua hari lalu, Ibu mengajakku dan Mas untuk datang ke kajian rutin bulanan yang ada di masjid dekat rumah. Tema kajiannya ternyata cukup menarik, yaitu tentang rumus cerdas menghadapi kesulitan dunia. Setidaknya ada sepuluh poin penting yang dicetuskan oleh dr. Umar Al-Muqbil yang disampaikan oleh pengisi kajian sore itu.

Pertama, meyakini bahwa kita tidak hidup sendirian. Sebab ada orang-orang terdekat yang ada di samping kita, yang akan ringan tangan membantu kita. Dan tentu, akan selalu ada Allah yang akan menolong kita, meski tiada orang yang mau menolong. Kedua, Allah tidak akan mendatangkan sesuatu kecuali ada hikmahnya. Ketiga, meyakini bahwa yang mendatangkan manfaat dan menolak mudarat adalah Allah. Jadi, kita tidak boleh bergantung kepada selain Allah.

Keempat, apa yang Allah tetapkan tidak menimpa kita, tentu tidak akan menimpa kita, pun sebaliknya. Sebab Allah sudah membuat takdir manusia 57 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi. Apa yang terjadi itu memang sudah takdir Allah. Jadi, kita harus rela dengan takdir tersebut. Kelima, pahami hakikat dunia, maka kita akan mengenalinya.

Keenam, berprasangka baiklah kepada Tuhan. Kita harus berprasangka baik terhadap apapun yang Allah takdirkan kepada kita. Misalnya, meyakini bahwa yang mendatangkan sakit dan kesembuhan itu Allah. Jadi, kita tidak akan mengeluh ketika sakit itu datang. Dampaknya kita akan mendapat pahala dan diampuni dosanya. Sebab, sakit itu merupakan ujian keimanan. Menguji seberapa kita dapat bersabar, menguji seberapa kita mendekat kepada-Nya. Sebaliknya, ketika berprasangka buruk, tentu akan menimbulkan magnet negatif atau energi negatif. Seperti ketika sedang diliputi emosi negatif--seperti marah--maka energi negatif akan muncul. Jika sudah begitu, maka untuk mengatasinya adalah dengan beristighfar.

Ketujuh, pilihan Allah untukmu lebih baik daripada pilihanmu untuk diri sendiri. Kalau kita punya pilihan, salat istikharahlah. Apalagi ketika kita memilih banyak dan menurut kita baik semua untuk kita. Kedelapan, semakin sulit ujian, berarti semakin dekat dengan jalan keluar atau solusi. Orang hidup itu tentu akan diuji. Ujian yang akan menimpa kita tentu sesuai dengan kemampuan kita. Jika ujian tersebut dirasa berat, maka Allah memang percaya bahwa kita mampu untuk mengatasinya. Apalagi ujian tersebut memang untuk menguji seberapa besar iman kita kepada-Nya. Pun nantinya akan meningkatkan diri kita. Jadi, jangan lupakan Allah ketika menghadapi ujian.

Kesembilan, jangan berpikir tentang bagaimana jalan keluar karena sesungguhnya Allah jika menghendaki sesuatu, pasti menyiapkan solusinya. Kalau ada kesulitan, Allah akan menyediakan jalan keluar. Seperti dalam surat Al-Insyirah bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Sebab Allah mendatangkan ujian beserta solusinya. Kesepuluh, hendaklah berdoa pada zat yang ditangan-Nya semua kunci jalan keluar. Jangan lupa berdoa kepada Allah ketika mengalami kesulitan atau ujian.

No comments:

Powered by Blogger.