Mengunjungi Langgar Kidoel K.H. Ahmad Dahlan

Friday, December 28, 2018


Hari ke #357

Kemarin siang, usai bertandang ke Perpustakaan Mesjid Gedhe Kauman, aku dan Mas--yang kemarin ikut menemaniku di perpustakaan--mampir ke Langgar Kidoel K.H. Ahmad Dahlan. Sekian lama setelah mendengar tempat tersebut dari Mas, akhirnya kami dapat pergi ke sana.

Melihat langsung Langgar Kidoel K.H. Ahmad Dahlan, aku jadi teringat film Sang Penakluk. Di film tersebut Langgar Kidoel K.H. Ahmad Dahlan menjadi cikal bakal berdirinya sekolah dan organisasi Muhammadiyah. K.H. Ahmad Dahlan merupakan seorang pembaharu Islam, yang begitu semangat untuk meluruskan ajaran Islam yang saat itu sesat. Sebab, saat itu masyarakat setempat masih percaya dengan adanya takhayul, bidah, dan khurafat. Berbekal ilmu agama yang didapatnya dari Mekah, Beliau mulai mendakwahi masyarakat setempat. Berkunjung dari satu rumah ke rumah lainnya, dari satu orang ke orang lainnya.

Selain mendakwahi masyarakat setempat yang telah berumur, Beliau juga berdakwah kepada anak-anak. Caranya dengan mendirikan sekolah. Sebelumnya Beliau memang sudah mengajar agama kepada anak-anak dan pemuda setempat. Namun, sepulang dari Mekah, Beliau menemukan ide bahwa anak-anak dan pemuda seharusnya tidak hanya diberikan pelajaran agama, tetapi juga pelajaran umum. Akhirnya, Beliau belajar dari Boedi Oetomo tentang cara mendirikan sekolah yang modern. Beliau pun menjual barang-barang berharganya untuk membeli keperluan mendirikan sekolah.

Berkat modal dan tenaga yang dikerahkan Beliau dan para pemuda yang setia mendampingi Beliau, lahirlah sebuah sekolah kecil yang terletak di Langgar Kidoel. Metode yang menyenangkan membuat anak-anak merasa senang belajar bersama mereka. Sayangnya metode belajar yang diterapkan mereka dengan papan tulis dan meja dianggap sesat oleh masyarakat setempat. Sebab, metode tersebut biasanya diterapkan oleh orang-orang Barat. Ketidaksukaan masyarakat setempat terhadap metode yang mereka terapkan berbuntut pada dirubuhkannya Langgar Kidoel.

Ketika menonton film Sang Penakluk tersebut, rasanya begitu jerih. Ternyata perjuangan Beliau begitu berat dalam menegakkan Islam. Kata Mas, kini Langgar Kidoel K.H. Ahmad Dahlan itu masih sering digunakan untuk kegiatan keagamaan. Di beberapa sumber internet pun menyebutkan bahwa lantai bawah tempat itu dijadikan museum. Namun, sewaktu kami ke sana, pintu langgarnya masih tertutup. Mungkin pintunya baru terbuka jika sore hari atau memang jika ada kegiatan. Meski begitu, aku tetap merasa senang dapat mengunjungi saksi bisu perjuangan K.H. Ahmad Dahlan.

No comments:

Powered by Blogger.