Bertandang ke Perpustakaan Mesjid Gedhe Kauman

Friday, December 28, 2018


Hari ke #356

Sebuah hal yang menyenangkan ketika dapat berkunjung ke perpustakaan, terlebih mendengarkan perjuangan mereka ketika mendirikannya. Seperti kemarin pagi, aku dan anak-anak @perpustakaanbaitulhikmah (PBH) bertandang ke Perpustakaan Mesjid Gedhe Kauman. Aku baru tahu jika letak perpustakaan tersebut ternyata ada samping selatan Masjid Gedhe Kauman. Meski telah beberapa kali ke Masjid Gedhe Kauman, aku tidak menyadari keberadaan perpustakaan tersebut.

Kali pertama ke sana, aku cukup takjub dengan beberapa fasilitas yang mereka miliki. Seperti koleksi buku yang tidak dimiliki oleh PBH. Fasilitas dua unit komputer yang dapat digunakan oleh para pengunjung perpustakaan yang terletak di sisi selatan. Serta Kids Corner yang ditujukan agar pengunjung anak-anak lebih leluasa bermain dan membaca. Ketakjuban tersebut semakin bertambah ketika para pengurus Perpustakaan Mesjid Gedhe Kauman mulai memperkenalkan rumahnya serta kegiatan-kegiatan yang mereka miliki.

Perpustakaan Mesjid Gedhe Kauman ternyata sudah ada sejak tahun 1982. Namun, dari tahun 2005-2015, perpustakaan tersebut tidak beroperasi karena tidak ada orang-orang yang mengurusnya. Baru pada Ramadhan tahun 2016, atas inisiatif salah satu pengurus Saka, radionya Masjid Gedhe Kauman, perpustakaan yang sempat "mati" itu pun dihidupkan kembali. Meski hanya empat bulan lebih awal dibangun, tetapi banyak keunggulan yang mereka miliki.

Selain fasilitas, mereka juga memiliki program yang begitu banyak, baik untuk eksternal maupun internal. Seperti Tadarus Literasi, Seri Kajian Sejarah Dakwah (SKSD), seminar, workshop, pelatihan jurnalistik, Little Library Project, Motivorum, dan Gathering. Program tersebut tidak hanya ditujukan untuk orang dewasa, tetapi juga untuk anak-anak, seperti Little Scientist Club. Bahkan kata mereka, anak-anak merupakan pengunjung yang paling sering datang untuk membaca dan meminjam buku. Biasanya sepulang dari SD Muhammadiyah Kauman, mereka bergegas menuju perpustakaan. Ketika mendengarkan itu, ada keheranan, kesenangan, sekaligus rasa malu.

Para pengurus Perpustakaan Mesjid Gedhe tidak hanya menceritakan tentang sejarah dan fasilitas yang mereka miliki, tetapi juga bercerita tentang kendala yang mereka hadapi. Kendalanya serupa dengan kami dan mungkin organisasi atau komunitas lainnya, yaitu sumber daya manusia. Baik secara kuantitas, maupun secara keaktifan.

Setelah selesai memperkenalkan rumahnya, giliran mereka yang bertanya tentang kami. Ternyata kami memiliki keunggulan yang tidak mereka miliki. Namun, perjuangan untuk mendirikan perpustakaan hingga akhirnya dapat berdiri dan dikenal masyarakat pun cenderung sama. Sama-sama berat, sama-sama butuh pengorbanan.

Pada akhirnya, perjuangan tersebut akan menemukan titik terangnya, akan berbuah manis. Terlebih jika di dalamnya terdapat orang-orang yang memang cinta dan loyal. Sebab hanya orang-orang yang sudah cinta, yang biasanya akan bertahan di sana. Bukan orang-orang yang terpaksa masuk ke organisasi atau komunitas tersebut.

No comments:

Powered by Blogger.