Kabur

Wednesday, April 13, 2016


Malam semakin larut, jalanan terlihat telah sepi dari ingar-bingar kehidupan. Perlahan salju pun mulai datang menyelimuti kota. Membuat udara dingin semakin tidak segan untuk menerpaku. Namun, aku tetap tidak bergeming, menahan perih siksaan yang setiap hari kurasakan. Aku terus berlari sekencang-kencangnya meninggalkan rumah. Sesekali kutengok ke arah belakang dengan rasa takut yang kian membuncah. Ibuku sudah jauh tertinggal, tersengal, tidak kuat mengejarku, putri tunggalnya. Namun, kemarahan masih tergambar jelas dari raut wajahnya. 


Tatapan iba serta heran orang-orang mengarah padaku. Seorang anak kecil yang tidak tahan akan siksaan yang dilakukan oleh ibunya--seorang single parent. Aku terus berlari, mencoba menahan tangis yang semakin ingin kukeluarkan. 

Fyuh, aku menghela napas lega begitu sampai di taman kota. Tempat ini memang selalu menjadi tempat favoritku untuk melampiaskan kekesalanku. Berjam-jam di sini membuatku merasa tenang dan nyaman. Jauh sekali saat aku berada di rumah. Hanya siksa yang ibu berikan. Hanya sesak yang kurasakan. 

"Kayo, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya suara itu. Perlahan aku mulai membuka mataku. 

"Kamu kenapa tidur di sini?" tanya lebih lanjut saat melihatku setengah sadar menatapnya. 

Aku buru-buru mengusap kedua mataku untuk menyadarkan diri. 

"Satoru..." Seketika tangisku pun pecah. 

"Mau ikut ke rumah kami?" Fujinuma, ibu Satoru mengajakku ke rumah mereka. Fujinuma seakan tahu kalau aku kabur dari rumah. 

"Bagaimana? Mau ikut ke rumah kami? Untuk sementara kamu bisa tinggal di rumah kami. Bibi tidak akan memberitahu ibumu," tawar Fujinuma lagi. 

Aku menatap mereka--yang tersenyum padaku--dengan penuh harap. Dengan penuh keyakinan aku mengangguk, menerima tawaran mereka. 

"Ayo, kita pulang!" seru Fujinuma dengan penuh riang, menggandengku di tangan kirinya dan menggandeng Satoru di tangan kanannya. Perlahan senyumku mulai merekah. Semoga aku bisa tinggal dengan nyaman bersama mereka, semoga ibu tidak bisa menemukan keberadaanku, batinku penuh harap.

#MalamNarasiOWOP

No comments:

Powered by Blogger.