Story Blog Tour: Pernikahan

Tuesday, January 26, 2016
Setelah dua minggu dilatih Ahmad—teman Ganen, sang adik—bermain futsal, hari yang ditunggu Arsa pun tiba. Hari ini dia akan bertarung melawan Ditya untuk mendapatkan Jasmine. Arsa, Ganen, dan empat teman Ganen telah bersiap di tempat futsal, lengkap mengenakan jersey tim futsal mereka. Menunggu kedatangan Ditya dan timnya. Kali ini Arsa yakin kalau dia akan mampu mengalahkan Ditya.

“Halo Gan, Ar, udah lama nunggu, ya?” suara Ditya mengagetkan kami. Bukan hanya itu, penampilan Ditya yang casual pun membuatku tersontak kaget. Ditya hanya membawa dirinya, tanpa membawa tas berisi perlengkapan futsal, bahkan tanpa tim futsalnya. 

“Kok lo gak pake seragam futsal Dit? Gak bawa apa-apa juga. Bahkan lo datang sendirian” sapaan Ditya tidak Arsa jawab, kekagetan akan penampilan Ditya membuat Arsa tidak ingin menjawab sapanya.

Ditya hanya tertawa menanggapi serentetan pertanyaan Arsa, membuat Arsa mendengus kesal. 

“Santai bro, kemaren gue sengaja nantangin lo tanding futsal. Gue pengen tau aja sih seberapa serius lo sama Jasmine. Dan dari sumber terpercaya gue, yaitu adek lo sendiri, gue tahu kalau lo berlatih futsal mati-matian demi buat duel sama gue….” Arsa menatap kesal kepada Ganendra, adiknya. Ganendra meringis saat menatap balik sang kakak. 

“ Gue salut sama lo. Tanpa tanding futsal pun gue udah yakin kalau lo emang yang terbaik buat Jasmine. Gue doain lo langgeng sama Jasmine.” Ditya melanjutkan kalimatnya. Lalu tersenyum pada Arsa sembari menjulurkan tangannya. Arsa pun membalas senyum dan menjabat tangannya.
***

Di lain hari, giliran Ganen yang mengajak Ditya ketemuan di sebuah kedai kopi. Ganen ingin menyelesaikan masalahnya dengan Ditya. Alena, yang duduk di sampingnya berkali-kali mengaduk mocca float-nya yang nulai mencair. Ganen, Alena, dan Ditya diam tanpa kata. Hening.

“Ummm….,” Ganen terlihat ingin mengatakan sesuatu tetapi bibirnya kembali mengatup.

“Jadi gimana Gan?” Ditya memutuskan bertanya, memecah keheningan.

“Ummm, jadi apa yang pernah terjadi di antara lo dan Alena?”

Seketika Alena menoleh kepada Ganen, menatap Ganen dengan mata berkaca-kaca. Lalu kembali menunduk. Lain dengan Ditya, dia hanya tersenyum, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Ganen.

“Dulu gue dan Alena diam-diam sempat berpacaran saat tahun terakhir SMA. Memang tidak ada satu pun yang mengetahui hubungan kami ini. Namun, hubungan kami sangat singkat karena gue harus kuliah di Kairo. Sementara gue tidak ingin Alena menunggu tanpa ketidakpastian.” Ditya menghentikan kalimatnya. Dia tahu setiap kata yang dia ucapkan membuat hati Alena sedih.

Ganen menatap wajah Alena yang semakin terlihat menyedihkan. Alena terus menahan air matanya agar tidak keluar. Namun, semakin lama dia tahan, justru semakin tidak terbendung.

“Hey, kamu kenapa menangis Alena?” Alena hanya menggelengkan kepalanya, tidak menjawab tanya Ganen. Mereka kembali terdiam dalam keheningan. Ganen dan Ditya membiarkan Alena menangis hingga dia kembali tenang.  

“Kamu kenapa menangis Alena?” Ganen kembali bertanya lembut.

“A…ku…, entahlah apakah aku harus mengatakan ini atau tidak. Sejujurnya perasaan ini masih sama saat kamu pergi Dit. Kenapa kamu kembali datang ke hidupku Dit? Padahal aku sudah mulai melupakanmu.” Alena menoleh ke arah Ditya. Seketika Ditya tersontak kaget mendengar perkataan Alena. Apalagi Ganen, dia sangat tidak percaya dengan apa yang dikatakan calon istrinya.

“Maafkan aku Alena atas apa yang telah aku lakukan padamu. Maaf karena pernah meninggalkanmu dan kembali datang dalam hidupmu. Itu sudah rencana-Nya. Dan aku sadar bukan aku yang terbaik untukmu. Terima kasih telah menyimpan perasaanmu untukku.”

Alena tersenyum simpul sembari menghapus sisa air matanya. Ditya membalas senyumnya. Sementara Ganen menatap mereka dengan wajah bingung

“Ja…di…, bagaimana keputusannya? Apa kamu ingin membatalkan pernikahan kita Alena?”

Alena tersenyum ke arah Ganen. “Tentu saja tidak Ganendra-ku. Sejak tadi aku sudah memutuskan untuk mengubur perasaanku pada Ditya. ” Fiuh, Ganen menghela napas lega.
***
Jasmine melangkah, menuruni anak tangga masjid begitu Arsa selesai mengucapkan ijab qabul. Gaun emas dan kerudung berwarna senada yang dia kenakan membuatnya tampak begitu anggun dan terlihat semakin cantik. Arsa menunggu kedatangan Jasmine dengan cemas. Jantung Arsa semakin berdegup kencang saat Jasmine semakin mendekatinya. Senyum Arsa terus merekah saat Jasmine sudah berada tepat di depan matanya. Dia begitu terkesima dengan kecantikan Jasmine yang sekarang resmi menjadi istrinya.

Jasmine mencium tangan kanan Arsa, tanda hormatnya kepada sang suami. Lalu Arsa mencium kening Jasmine, tanda kasihnya kepada sang istri. Arsa menggandeng tangan sang istri, lalu melangkah bersama ke kursi pelaminan diiringi sanak keluarga yang datang. Ganen dan Alena yang terlebih dahulu menikah sebulan yang lalu ikut mengiringi kedua mempelai itu ke kursi pelaminan.

Semua mata tertuju pada Jasmine dan Arsa yang sedang berjalan menuju kursi pelaminan. Mereka pun terkesima dengan kedua mempelai, terlebih pada Jasmine. Semua tamu segera bersiap membuat antrian begitu Jasmine dan Arsa sampai di singgasananya. Dari kejauhan, Ditya yang baru datang melambaikan tangan kepada Jasmine dan Arsa. Ditya berteriak tanpa suara, tetapi Jasmine dan Arsa mampu menangkap kata itu. Mereka tersenyum tulus pada Ditya. Ditya membalas senyuman mereka sambil melambaikan tangannya. Ditya pun berlalu, entah ke mana. 

Semoga kalian selalu dilimpahkan kebahagiaan, teriak Ditya tanpa suara. 
Terima kasih. Semoga kamu juga, balas Jasmine dan Arsa.
***

            
CATATAN :
Ini adalah Challenge menulis OWOP, temanya STORY BLOG TOUR. Di mana member lain yang sudah diberi urutan melanjutkan sesuai imajinasinya di blog pribadinya.
Saya Apriastiana Dian Fikroti mendapat giliran keempatbelas, giliran terakhir. Biar ceritanya nyambung, kamu harus baca episode sebelumnya.
Episode 1 : Surat yang Tertahan di Dasar Hati – Nadhira Arini
Episode 2 : Rahasia Jasmine – Debby Theresia
Episode 3 : Dialog – Tutut Laraswati
Episode 4 : Jodoh Untuk Jasmine – Saidahumaira
Episode 5 : ketika rindu memanggil - Doddy Rakhmat
Episode 6 : Misi Arsa - Lilis Nurmalasari 
Episode 7 :  Rumah Tujuan - Anisa Fatwa Sari
Episode 8 : Ganen - Fia
Episode 9 : Putar Arah- Satria Wannamba Putra
Episode 10 : Undangan - Astika Dwi Wulandari
Episode 11 : Dia Masih Sama!- Nisrina Kamila
Episode 12: Kegelisahan Arsa - Helmi Yani
Episode 13: Perjuangan Cinta Arsa - Alfikri Fauzi
Episode 14: Pernikahan - Apriastiana Dian Fikroti 

Happy reading!
Stop Wishing, Start Writing

No comments:

Powered by Blogger.