9 Rumus dalam Mendidik Anak

Wednesday, December 30, 2020

 


Menjadi orang tua memang tidaklah mudah. Banyak tugas yang harus diemban dan nantinya akan dipertanggung jawabkan. Salah satunya yaitu mendidik anak. Begitupun yang kurasakan selama 19 bulan menjadi orang tua, ternyata tugas mendidik anak itu sangatlah berat. Penuh tantangan dan rasanya begitu beragam. Setelah mengalami sendiri, membaca beberapa buku atau bahan bacaan, serta menyimak kuliah daring seputar parenting, setidaknya ada sembilan rumus dalam mendidik anak, di antaranya yaitu:


1. Diskusi dengan suami


Dalam mendidik anak, tentunya bukan hanya para ibu yang berperan, tetapi juga para ayah. Sebab, peran ayah sangatlah penting untuk meng-install ketegasan dalam diri anak. Maka, dalam mendidik anak penting sekali untuk berdiskusi dengan suami. Hal ini bisa mulai dilakukan sebelum para ibu mengandung. Kita bisa rumuskan tujuan pengasuhan yang nantinya akan dilakukan setelah anak lahir. Pun merumuskan visi dan misi dalam mendidik anak.


2. Menanamkan keimanan


Selayaknya membangun rumah, dalam mendidik anak juga harus dimulai dengan membangun dasar dan fondasinya. Apa fondasinya? Tentunya keimanan, tauhid, atau akidah. Caranya dengan mengaitkan apa yang di sekitar kita dengan Allah. Seperti ketika sedang melihat sungai, sawah, pepohonan bersama anak, kita bisa mengatakan bahwa itu semua adalah ciptaannya Allah. Nantinya, jika fondasinya sudah kuat, maka akan lebih mudah untuk membangun area lainnya. Pun jika iman sudah tertanam, maka kita akan lebih mudah untuk mengajarkan dan menanamkan hal-hal baik lainnya.


3. Mendidik dengan keteladanan


Terkadang sebuah pelajaran itu tidak selalu kita ajarkan kepada anak. Cukup memberikan contoh perilaku dan tutur kata yang baik ternyata dapat begitu membekas dalam memori anak. Seperti makan dengan tangan kanan dan sambil duduk.


4. Mendidik dengan sentuhan


Ketika kita memeluk, membelai rambut, dan menepuk pelan pundaknya dapat memberikan efek positif bagi anak kita. Mereka jadi merasa disayangi dan diperhatikan. Pun ketika kita memberikan sebuah nasihat, dengan menyentuh anak ternyata dapat menambah daya nasihat itu sehingga anak lebih dapat menerimanya.


5. Mendidik dengan audio dan visual


Audio atau pendengaran menjadi indera yang pertama kali muncul dalam diri manusia, yaitu ketika manusia masih dalam kandungan. Tidak heran, jika ibu hamil dianjurkan untuk memperbanyak zikir, berdoa, dan mengucap perkataan yang baik. Sebab, janin dalam kandungan mereka sudah bisa mendengarnya. Berbeda dengan visual, baru pada usia 2 bulan, manusia bisa melihat dengan jelas. Audio memiliki keistimewaan yang lebih dibanding visual. Jika kita ingin lebih dapat memahami suatu ilmu, maka gunakanlah pendengaran dengan baik. Begitupun dalam mendidik anak, jika kita ingin memberikan nasihat, maka gunakanlah lisan kita dengan lembut sehingga anak dapat mendengar dengan baik dan tertanam dalam memorinya. Sebagaimana yang dilakukan Lukmanul Hakim kepada anaknya.


6. Tidak hanya melarang, tetapi memberi solusi


Sekali waktu, mungkin kita mendapati anak menangis sesenggukan karena ingin memainkan ponsel kita. Sementara itu, kita memiliki value bahwa anak di bawah dua tahun penggunaan waktu melihat layar (screen time) hanyalah saat video call. Maka, kita tidak harus menuruti permintaan anak agar dia berhenti menangis, tetapi kita bisa mengalihkan ke hal lain. Seperti memberikan buku atau mainan favoritnya.


7. Mencari ilmu


Meski sudah menjadi orang tua, bukan berarti membuat kita berhenti belajar. Justru setelah menjadi orang tua kita harus tetap mencari ilmu. Sebab, banyak hal yang harus kita pelajari dalam mendidik anak. Belajar menyusui, belajar MP-ASI, dan belajar tentang menghukum anak. Ternyata hukumannya berbeda-beda sesuai dengan kesalahannya. Seperti menghukum anak yang mencuri berbeda dengan menghukum anak yang bolos sekolah. Dengam demikian, anak tidak merasa terzalimi karena mendapat hukuman yang tidak sesuai dengan kesalahannya.


8. Mendidik dengan cinta dan bahagia


Mendidik anak memanglah menantang--alih-alih mengatakannya sulit. Apalagi ketika kita baru saja menjadi orang tua. Rasanya mungkin akan kaget ketika setiap hari rumah berantakan dan kita harus membereskannya. Maka, dalam mendidik anak haruslah dengan cinta dan bahagia. Pun jangan lupa untuk makan. Jika tidak demikian, emosi negatif kita akan lebih dominan sehingga kita menjadi tidak sabar dalam mendidik anak.


9. Mendoakan anak


Meski berada di poin terakhir, poin ini justru paling utama. Sebab, segala ikhtiar yang kita lakukan dalam mendidik anak juga harus diiringi dengan doa. Pun doa orang tua--terutama ibu--sangatlah makbul. Untuk itu, kita harus berkata baik, tidak boleh berkata buruk kepada anak karena bisa jadi malaikat mengaminkan perkataan tersebut.


Itulah sembilan poin cara mendidik anak berdasarkan pengalaman pribadi dan sumber ilmu lainnya. Beberapa di antaranya sedang kulakukan. Semoga sembilan poin tadi bisa menginspirasi kalian dalam mendidik anak. Pun semoga kita selalu dipermudah oleh-Nya untuk mendidik anak-anak kita.

No comments:

Powered by Blogger.