Memahami Kembali Konsep Rezeki

Tuesday, July 07, 2020


Beberapa hari lalu, aku sempat menonton kajiannya Ustadz Oemar Mita yang muncul di timeline-ku. Materinya terasa pas sekali denganku. Sebab, seringkali, dalam benakku terlintas pikiran tentang rezeki.

Ketika menonton kajian tersebut, aku seperti sedang diingatkan kembali tentang konsep rezeki bahwa Allah yang mengatur rezeki setiap makhluk-Nya. Tidak terkecuali manusia. Pun ketika Allah memberikan rezeki tidak luput dari tiga hal. Pertama, tidak pernah salah takarannya Allah. Kedua, selalu adil dan tidak pernah pilih kasih sayang. Ketiga, ketika Allah memberikan rezeki itu selalu dengan rahmat yang tidak ada putusnya dan tidak ada yang mampu menandingi Allah dalam sifat rahmat. Dan cintanya Allah itu lebih besar dari cintanya manusia pada diri sendiri.

Dalam kajian tersebut, Ustadz Oemar Mita juga bercerita tentang kisah teman kuliahnya yang dulu ketika kuliah sempat meminjam uang Beliau. Pagi-pagi sekali, temannya Beliau ingin meminjam uang lima juta untuk biaya persalinan istrinya. Namun, karena saat itu Beliau hanya memiliki uang satu juta, akhirnya hanya itu yang dapat Beliau pinjamkan. Sisa empat juta coba diikhtiarkan melalui penggalangan dana dari teman-teman kuliah mereka. Sayangnya, uang yang dikumpulkan juga belum mencukupi yang dibutuhkan oleh teman Beliau.

Di tengah kekalutan yang dirasakan temannya Ustadz Oemar Mita, tiba-tiba ada sebuah telepon dari orang yang tidak dikenal. Dalam telepon tersebut, temannya Beliau dikira pedagang sarung, padahal bukan. Berkali-kali menyangkalnya, tetapi penelepon tersebut tetap bersikeras bahwa temannya Beliau tersebut adalah pedagang sarung. Akhirnya, temannya Beliau pun terpaksa mengaku bahwa dirinya adalah pedagang sarung.

Setelahnya, ternyata penelepon tersebut ingin memesan berkodi sarung asal Kalimantan. Mengetahui itu, temannya Ustadz Oemar Mita pun segera menghubungi saudaranya untuk mengirimkan sarung yang diminta sang penelepon. Akhirnya, terjadilah transaksi antara temannya Beliau dengan sang penelepon. Ternyata, keuntungan dari penjualan sarung itu jumlahnya sama dengan jumlah uang yang sedang dibutuhkannya.

Dari kisah tersebut, Ustadz Oemar Mita menerangkan bahwa kalau Allah sudah mengatur rezeki itu di luar logika manusia. Allah selalu punya cara untuk mengatur rezeki semacam itu. Ketika kita sudah mentok bahwa tidak ada daya dan upaya kita kecuali Allah.

Lalu, untuk apa kita khawatir dan takut berlebihan tentang rezeki ketika kita telah yakin bahwa Allah yang memberikan rezeki. Karena kekhawatiran dan ketakutan berlebihan tersebut biasanya muncul ketika kita jauh dari Allah. Namun, ketika sedang dekat dengan Allah, kekhawatiran dan ketakutan tersebut perlahan mengikis seiring dengan mendekatnya kita kepada Allah. Maka, kita harus terus yakin bahwa Allah lah yang mengatur dan memberikan rezeki. Bukan bos kita, bukan customer kita, bukan orang tua kita, bukan suami kita. Karena mereka hanyalah perantara, Allah lah yang menggerakkan. Maka, kita tidak perlu gusar tentang rezeki. Apalagi sampai takut miskin karena setanlah yang membuat kita memiliki ketakutan tersebut.

No comments:

Powered by Blogger.