Persiapan Menjelang Ramadhan Bagi Ibu Hamil-Menyusui

Wednesday, April 15, 2020


Tidak terasa, bulan Ramadhan tinggal menghitung hari lagi. Banyak hal yang seharusnya sudah kita persiapkan dalam menyambut bulan yang suci itu. Tidak terkecuali bagi ibu hamil dan/atau menyusui. Meski dalam Islam sendiri, terdapat keringanan bagi ibu hamil dan/atau menyusui untuk tidak berpuasa, tentu tetap terdapat keinginan untuk berpuasa. Begitupun denganku saat Ramadhan tahun lalu tiba. Ingin berpuasa tapi qadarullah hari perkiraan lahirku (HPL) jatuh saat bulan Ramadhan. Jadi, aku memutuskan untuk tidak berpuasa karena mempertimbangkan keadaanku.

Lalu bagaimana jika ibu hamil dan/atau menyusui  jika ingin berpuasa? Apakah dari sisi kesehatan diperbolehkan? Apa saja yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan oleh ibu hamil dan/atau menyusui? Semua pertanyaan tersebut terasa terjawab dengan Kuliah WhatsApp (Kulwap) yang diadakan @healthcarepedia.id Rabu-Kamis pekan lalu. Karena materinya begitu banyak, kucoba meringkasnya dengan bahasaku.

Mba @lisaindraswari mengatakan bahwa dari sisi kesehatan, ibu hamil dan/atau menyusui itu diperbolehkan berpuasa. Namun, tetap harus memperhatikan kondisi dan kebutuhan gizi kita serta bayi atau janin yang sedang dikandung. Bagi ibu hamil, kebutuhan kalori yang harus terpenuhi itu sebesar 2.500-2.600 kilo kalori per hari. Sementara bagi ibu menyusui sebesar 2.700 kilo kalori per hari. Lalu bagaimana dengan ibu menyusui sekaligus ibu hamil? Kebutuhan kalorinya gabungan  antara ibu hamil dan ibu menyusui. Semua kebutuhan itu terdiri dari 50% karbohidrat, 30% protein hewani dan nabati, dan 20% lainnya dari lemak sehat. Sementara itu, untuk cairannya, ibu hamil membutuhkan minimal 2,7 liter air per hari. Lalu ibu menyusui, pada 6 bulan pertama membutuhkan minimal 3,2 liter air per hari dan setelah 6 bulan membutuhkan minimal 3 liter air per hari.

Ada beberapa tips bagi ibu hamil dan/atau menyusui agar lancar dalam berpuasa Ramadhan:

  1. Berdoa kepada Allah agar diberikan kemudahan untuk berpuasa.
  2. Konsultasikan ke bidan atau dokter tentang kondisi kita dan bayi/janin. Pastikan saat berpuasa nanti kita dan bayi/janin dalam kondisi sehat dan tercukupi gizinya. Pilihlah makanan yang padat kalori, seperti porsi protein hewani paling tidak 75% dari total protein yang dibutuhkan. Dan jangan lupa istirahat yang cukup.
  3. Kenalilah tanda kekurangan kalori (hipoglikemi), seperti merasa lemas, keluar keringat dingin, dan keringat dari ujung jari.
  4. Saat kita memutuskan untuk berpuasa Ramadhan hindari dan batasi ini: minum teh/kopi, minum es, serta makanan dan minuman manis.
  5. Konsumsi makanan yang sangat dianjurkan, yaitu kurma karena kaya akan vitamin dan mineral.
  6. Penuhi cairan minimal 10 gelas per hari: 1 gelas air putih saat berbuka, 1 gelas air putih setelah salat Maghrib (makan besar), 2 gelas air putih setelah salat Tarawih, 1 gelas air putih ketika kita sedang membaca Alquran, 1 gelas air putih dan 1 gelas susu saat akan tidur, 1 gelas air putih saat bangun tidur (sebelum mempersiapkan sahur), dan 1 gelas air putih dan 1 gelas susu saat sahur.
  7. Pantau kepekatan warna urin kita.  Semakin warnanya bening, maka kebutuhan minumnya kita sudah cukup terpenuhi dan harus dikonsistenkan. Sebaliknya, jika warnanya kuning muda atau pekat, artinya kebutuhan cairan kita masih belum terpenuhi.
  8. Pantau berat badan kita dan bayi/janin. Bagi ibu hamil, jika selama berpuasa berat badan turun pertanda perlu memperbaiki menu makan saat sahur dan berbuka. Sementara bagi ibu menyusui, pastikan berat badan anak naik sesuai Kenaikan Berat Minimal (KBM) dan kurva pertumbuhan. Karena kondisi bayi yang berat badannya kurang akan membuat puasa kita kurang optimal.

Selain tips di atas, mba Lisa juga memberikan panduan pola makan kita saat bulan Ramadhan. Ketika jam 1.30 bangun tidur, sebelum memersiapkan sahur kita minum satu gelas air putih hangat dan makanan selingan. Setelah salat malam atau sekitar jam 2.30 kita minum satu gelas jus kurma susu atau air nabeez. Lalu ketika sahur, kita makan sahur, makan selingan berupa jus buah, dan satu gelas air putih. Kemudian, saat berbuka, kita makan secara bertahap, berawal dari air putih—> kurma manis—> snack berat. Setelah salat Maghrib baru kita makan berat dan minum satu gelas air hangat. Selanjutnya setelah salat Tarawih atau sekitar jam 21.30 kita makan makanan berat  atau snack berat dan dua gelas air hangat.

Meski diperbolehkan berpuasa, ada tanda bahaya yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil dan/atau menyusui ketika memutuskan untuk berpuasa. Bagi ibu hamil, tanda yang perlu diperhatihan sehingga disarankan untuk tidak berpuasa, yaitu  mengalami mual muntah berlebihan, tekanan darah tinggi, diabetes, perdarahan, hamil kembar, gangguan sistem pencernaan, air ketuban dinyatakan kurang, pertumbuhan janin tidak baik, anemia, dan risiko kelahiran prematur. Sementara pada ibu menyusui, perlu diperhatikan kondisi bayinya, seperti pertumbuhan di bawah kurva pertumbuhan, growth spurt, dehidrasi. Serta kondisi diri, seperti dehidrasi, hipoglikemi, anemia, bayi tidak kenyang.

Bagi orang "biasa", berpuasa terutama di bulan Ramadhan, memiliki banyak manfaat. Begitupun bagi ibu hamil dan/atau menyusui. Ada beberapa manfaat berpuasa Ramadhan bagi ibu hamil dan menyusui, yaitu  meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah, mengajarkan keimanan dan ketakwaan kepada janin/bayi sejak dini, mencegah penyakit yang timbul dari pola makan berlebihan. Serta menjaga kestabilan emosi dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Begitu banyaknya yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan serta manfaatnya, menandakan betapa kondisi perempuan saat hamil dan/atau menyusui itu begitu istimewa. Karena saat kondisi itulah, perempuan begitu lemah. Pun apa yang dikonsumsi oleh ibu hamil dan/menyusui sangat memengaruhi kondisi bayi/janin. Jadi, jika kita ingin berpuasa, perhatikanlah kondisi kita, kondisi bayi/janin, dan makanan+minuman yang dikonsumsi. Semoga kita dimudahkan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan di tahun ini.

No comments:

Powered by Blogger.