Menyelami Makna 40 Doa yang Diawali Rabbana

Monday, April 19, 2021



"Doa selayak mengetuk pintu langit. Apabila terus diketuk dengan doa lirih seorang hamba, maka pintu langit pun terbuka untuk menghadap kehadirat Allah, terdengar oleh-Nya, dan diselesaikan oleh-Nya ketika Ia mendengar doa itu."-Ustadz Oemar Mita


Kalimat tersebut menjadi mukadimah dalam buku A Letter to Allah yang ditulis oleh Ustadz Oemar Mita. Sebuah buku yang membahas seputar makna 40 doa yang diawali dengan kata Rabbana. Mengapa doa yang dibahas hanya yang diawali Rabbana? Sebab, Ustadz Oemar Mita menyampaikan dalam buku ini bahwa doa yang diawali Rabbana memberikan atmosfer kedekatan antara kita dengan Allah. Pun doa yang diawali Rabbana berisi tentang kebutuhan makhluk untuk semua urusan dunia dan akhirat. Dari buku ini, aku juga baru tahu bahwa ada 40 doa yang diawali dengan kata Rabbana dan maknanya ternyata sungguh dalam. 


Sebelum membahas tentang makna 40 doa yang diawali Rabbana, Ustadz Oemar Mita menjelaskan tentang fikih doa terlebih dahulu. Beliau mengingatkan bahwa dalam berdoa juga harus sesuai prosedur tetap yang diajarkan Rasulullah shalallahu alaihi  wasallam sehingga doa itu dapat melesat ke langit. Setidaknya ada 18 hal yang harus diperhatikan ketika kita akan berdoa, yaitu ikhlas berdoa hanya untuk Allah, memuji kepada Allah, bershalawat, bertobat, sepenuh hati, jangan terburu-buru. Selain itu, kita juga mengulang berdoa terus-menerus, jangan tergesa-gesa mengambil kesimpulan, memilih waktu mustajab, memilih tempat terbaik, suara lirih, mengangkat tangan serta menghadap kiblat. Kemudian menghadapkan telapak tangan pada wajah, tidak berdoa dengan kalimat yang berlebihan, meninggalkan harta dan makanan haram, taat pada Allah, tidak mendoakan keburukan untuk keluarga, serta bersuci. Dari situ, kita tahu bahwa dalam berdoa juga ada prosedur atau adab yang harus diperhatikan.


Begitu memasuki pembahasan inti tentang 40 doa yang diawali kata Rabbana, aku baru menyadari jika doa-doa tersebut memiliki makna yang begitu mendalam. Pun doa-doa tersebut memang yang dibutuhkan untuk kita ketika meminta kepada Allah. Seperti doa  رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

, kata  حَسَنَةً atau kebaikan tersebut seringkali dianggap dengan materi. Padahal kata Ustadz Oemar Mita, standar kebaikan Allah tidak berhubungan dengan dunia. Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, kata  حَسَنَةً atau kebaikan di dunia yaitu ilmu dan ibadah, sementara kebaikan di akhirat adalah surga.


Membaca buku A Letter to Allah ini menjadi pengingat tersendiri untukku dalam memaknai doa dan tidak hanya menganggapnya sebagai cara untuk meminta kepada Allah. Sebab, kita tidak berdoa pun Allah telah memberikan banyak kenikmatan. Namun, doa merupakan ibadah dan salah satu bentuk penghambaan diri kita kepada Allah.

No comments:

Powered by Blogger.