Bahagia, Tanda Perlu Bersyukur pada-Nya

Seringkali perasaan bahagia identik dengan hal-hal paling memorable atau ketika kita berhasil mendapatkan sesuatu. Aku pun dulu merasa seperti itu. Hingga aku kali pertama mendengarkan ceramahnya Ustadz Salim A. Fillah, ada sebuah hadist yang biasanya Beliau sampaikan sebelum memasuki materi. Bunyi hadistnya seperti ini:

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Bagiku sendiri, hadits tersebut menjadi pengingat untuk selalu bersyukur ketika mendapatkan kebahagiaan. Kenapa harus bersyukur? Karena seringkali hal-hal yang membahagiakan itu melalaikan kita dari mengingat Allah.

Selain itu, dari Umar aku jadi semakin belajar kalau hal-hal yang membahagiakan itu begitu sederhana. Seperti bisa makan masakanku ternyata bisa membuat Umar bahagia. Bisa melihat langit saja bisa membuat Umar bahagia. Pun melihat Umar bahagia, bisa membuatku bahagia.