Potongan-potongan Takdir Part 2: Takdir dan Dapur Peduli

Friday, August 07, 2020



Kemarin sore, di balik kekalutan yang melanda hari itu, tiba-tiba saja terlintas pikiran tentang potongan-potongan takdir dan @dapur.peduli. Kalau dulu Mas tidak mengikuti kegiatan Mubaligh Hijrah dan ditempatkan di Masjid Al-Muttaqin Tawangsari, mungkin mbah Narno tidak akan menawari aula masjid tersebut untuk basecamp sekaligus dapur umum @dapur.peduli. Pun kalau dulu kami tidak mengiyakan amanah menjadi pemandu calon anggota baru @flpyogya, mungkin kami tidak mengenal @agnesvfernanda yang menawarkan asramanya untuk dijadikan dapur umum sementara @dapur.peduli, sebelum akhirnya berpindah ke Masjid Al-Muttaqin Tawangsari.

Seringkali kita—begitupun aku—bertanya-tanya mengapa kita mendapatkan A, mengapa kita berada di B, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Namun, dari dua peristiwa di atas aku seperti tersadar kembali tentang takdir. Bahwa ketika Allah menakdirkan sesuatu untuk kita, pasti itu bukan tanpa alasan. Pasti ada rencana-rencana terbaik yang telah Allah siapkan yang ternyata berkesinambung dengan rencana-rencana kita di masa depan. Kalau kata Mas, "begitulah kalau Allah sudah berencana, siapapun tidak ada yang tahu bagaimana rencana itu."

No comments:

Powered by Blogger.