Dari Umar, Aku Belajar: Kesabaran

Saturday, December 28, 2019


Dari Umar, aku belajar banyak hal. Salah satunya tentang kesabaran. Sabar untuk menghadapi setiap tahap pertumbuhan dan perkembangannya. Sabar agar terus menstimulasi Umar untuk miring kanan-kiri, tengkurap, duduk, merayap, merangkak, berdiri, berjalan, dan nantinya berlari. Sabar ketika Umar sedang growth spurt (lonjakan pertumbuhan), wonder week (lonjakan perkembangan), maupun tumbuh gigi.

Dulu, sebelum MP-ASI, ketika full meng-ASI-hi, aku belajar untuk sabar dalam meng-ASI-hi. Sabar untuk memiringkan Umar secara sempurna--karena awal-awal masih terasa bekas jahitan sehingga hanya meng-ASI-hi sembari tiduran. Sabar untuk mengajarinya menyusui agar posisi dan pelekatannya tepat. Pun sabar untuk menemaninya hingga tertidur.

Kini, setelah MP-ASI, aku belajar sabar ketika membuat makanan. Memasaknya selama belasan menit. Atau menunggunya selama beberapa jam jika menggunakan slow cooker. Pun setelahnya harus bersabar untuk menyaring makanan tersebut. Meski terkadang juga terpaksa harus bersabar karena tidak sempat memasak. Jadi, lagi-lagi pakai MP-ASI terfortifikasi.

Tidak sampai di situ saja, aku juga harus bersabar ketika Umar agak susah makan. Hanya mau makan sedikit. Atau bahkan tidak mau makan sama sekali. Namun, dari situ aku menelusuri penyebabnya.

Dari Umar, aku belajar bahwa menjadi ibu itu harus mempunyai stok kesabaran yang banyak. Sebab, setiap bulannya akan ada tantangan yang berbeda yang menguji kesabaran. Maka, setiap doaku, kumohon untuk diberi dan dikuatkan kesabarannya. Pun menjelang Umar tidur malam, selalu kubisikkan bahwa aku dan Umar sama-sama belajar. Umar belajar makan, aku belajar kesabaran.

No comments:

Powered by Blogger.