Menjawab Pertanyaan Anak Tentang Hari Akhir dan Takdir

Friday, November 12, 2021



*Buku ke-4 di tahun 2021

Pertanyaan Anak Seputar Keimanan*

oleh Abdullah Hamad ar-Rakaf

Penerbit Gema Insani


Tanggal : 12 November 2021

🧕Nama : Apriastiana Dian Fikroti

📸 Akun IG: instagram.com/riasrise

📱beli/baca di: @geraiumar

📖 Halaman yang dibaca 131-153

📙 sudah membaca 220 halaman (dari awal ikut program ini)

💖Tingkat kesukaan terhadap isi: 10

📝Insight:

Setelah membaca bagian ini, menurutku pertanyaan mengenai pilar keimanan kelima dan keenam ini mungkin jauh lebih sulit dibanding pilar keimanan lainnya. Mengapa demikian? Sebab, pilar keimanan dan keenam ini bukanlah berupa sosok, melainkan sebuah kondisi yang begitu abstrak, apalagi untuk anak usia 0-5 tahun. Jangankan mereka, orang yang secara usia sudah dewasa pun banyak yang sulit memahami tentang hari akhir dan takdir ini.

Banyak pertanyaan menarik dalam bagian ini, seperti tentang kematian, alasan Allah subhannahu wa ta'ala menciptakan orang jahat, alasan manusia mengalami musibah, dan lainnya. Namun, ada satu pertanyaan yang mengingatkanku kembali tentang konsep rezeki. Pertanyaan tersebut yaitu mengapa sebagian orang jahat hidup dalam kemewahan dan sebagian orang baik hidup dalam kemiskinan. Pertanyaan yang sangat sulit dijawab jika orang tua tidak memahami konsep rezeki dengan baik. Seperti dalam buku ini, sang penulis memberikan jawaban bahwa terkadang Allah subhannahu wa ta'ala memberikan atau menyempitkan rezeki seseorang itu sebagai sebuah bentuk ujian.

Ketika Allah subhannahu wa ta'ala memberikan kita rezeki, itu bentuk ujian apakah kita sebagian atau semua rezeki tersebut akan kita bagikan kepada orang lain atau tidak. Pun ketika Allah subhannahu wa ta'ala sedang menyempitkan rezeki kita, maka itu juga bentuk ujian apakah kita tetap bersabar atau dengki terhadap orang lain. Sayangnya, seringkali kita tanpa sadar merasa iri dengan apa yang telah didapatkan oleh orang lain. Apalagi ketika kita merasa orang tersebut tidak sesaleh kita. Maka, kita harus memupuk kesabaran dan kebersyukuran sehingga rasa dengki itu tidak mudah menyelinap dalam diri kita.

1 comment:

Powered by Blogger.