Mengenal VBAC dan Persalinan Lainnya

Thursday, June 18, 2020


Kehamilan, terkadang dianggap sebagai sesuatu yang berjalan alamiah, berjalan begitu saja selama sembilan bulan tanpa dijaga dengan sebaik mungkin dan tanpa persiapan apapun. Bukan hanya saat kita ingin VBAC (Vaginal Birth After Caesarian), tetapi juga persalinan lainnya. Padahal kata mba @deadoulaamani, masa kehamilan merupakan masa ibu untuk belajar sehingga dapat mempersiapkan persalinan pun membantu bayi tumbuh dan berkembang dalam kandungan dengan lebih baik.

Setidaknya ada dua hal yang perlu dipersiapkan, yaitu fisik dan mental. Dari segi fisik, ibu hamil haruslah memperhatikan nutrisi yang masuk dalam perut karena nutrisi yang kurang bagus dapat membuat kehamilan bermasalah. Menurut mba Dea, ibu hamil boleh makan apapun yang halal dan thayyib, serta tidak boleh makan yang haram. Seperti apa yang menjadi aturannya Allah. Dalam Alquran sendiri ada beberapa makanan yang sering disebut, seperti kurma, madu, zaitun. Selain memperhatikan nutrisi, ibu hamil juga harus aktif untuk bergerak karena dapat mengurangi risiko kehamilan dan melatih stamina untuk mempersiapkan persalinan. Salah satunya yaitu salat karena setiap gerakan salat dapat membuat posisi janin optimal sehingga kita harus memastikan gerakan salat kita sudah tepat. Mungkin inilah hikmah di balik ibu hamil tetap harus salat. Padahal kalau tidak hamil, kita dapat jatah “liburan” salat.

Selain memperhatikan nutrisi dan aktif bergerak, ibu hamil juga harus tahu beberapa hormon alami dalam persalinan. Seperti oksiton atau hormon cinta yang keluar ketika kita merasa nyaman sehingga dapat memunculkan kontraksi, mempermudah persalinan dan merangsang keluarnya ASI. Sebaliknya, ketika kita merasa tidak nyaman, hormon yang keluar adalah adrenalin. Ketika hormon ini keluar, dapat memperlambat persalinan. Namun, hormon ini sangat berguna untuk melindungi kita ketika dalam kondisi marabahaya. Lalu ada endorfin yang bersinergi dengan oksitosin sehingga kita mengalami kontraksi endorfin menjadi pereda rasa nyeri. Sayangnya hormon ini dapat tidak keluar ketika seorang ibu diinduksi karena induksi merupakan hormon oksitosin sintesis yang membuat hormon alami berhenti keluar. Mungkin inilah yang membuat induksi terasa lebih sakit dibanding saat mengalami kontraksi alami. Karena hormon yang muncul hanyalah oksitosin yang memunculkan rasa sakit saat terjadi kontraksi.

Persiapan kedua yang harus diperhatikan yaitu persiapan mental. Pertama, percaya kepada Allah. Bagaimanapun kondisi kita, sepanik apapun itu, kita harus percaya kepada Allah serta dibarengi dengan ilmu yang mumpuni seputar kehamilan dan persalinan. Kedua, meluruskan niat bahwa persalinan adalah ibadah sehingga tujuan kita memohon keridhaan dari Allah untuk dimudahkan persalinan. Bukan sekadar membuktikan kalau kita VBAC. Ketiga, mempercayai bahwa Allah menciptakan desain tubuh wanita itu secara sempurna. Ketika seorang wanita sudah diciptakan janin, maka Allah juga sudah menyiapkan jalan keluarnya. Keempat, intuisi yaitu cara Allah berkomunikasi dengan hamba-Nya. Seperti saat divonis untuk SC (Sectio Caesarea) atau operasi sesar, ketika kita memutuskan untuk melakukannya, tanya dulu ke Allah melalui salat istikharah.

Setelah mempersiapkan fisik dan mental, kita harus tahu jenis-jenis persalinan, seperti pervaginam, operasi sesar, dan alami. Persalinan pervaginam (normal), persalinan yang kita lakukan dengan bebagai macam bantuan untuk mencapainya seperti menggunakan induksi, vakum, vagina dirobek. Seringkali kita mendengar bahwa jenis persalinan hanya ada normal dan operasi sesar, padahal ada satu jenis persalinan lagi, yaitu persalinan alami. Persalinan ini adalah jenis persalinan yang dilakukan tanpa obat-obatan, alat bantu, maupun dirobek sehingga hanya mengandalkan kekuatan ibu hamil. Kata mba Dea, sejatinya semua wanita berkesempatan untuk melakukan persalinan alami karena Allah telah menciptakan organ wanita dengan begitu sempurna. Sementara itu, persalinan operasi sesar merupakan persalinan yang harus dilakukan dengan indikasi medis guna menolong ibu dan/atau bayi karena  termasuk dalam operasi besar karena banyak bagian tubuh dan organ dibius yang berisiko mengakibatkan komplikasi. Pun banyak lapisan yang harus dibuka untuk mencapai ke dinding rahim guna mengeluarkan janin. Meski operasi sesar dianggap remeh karena dianggap sebagai persalinan yang mudah, nyatanya persalinan ini memiliki risiko jangka panjang, seperti perlengketan rahim. Sementara dalam jangka pendeknya, pemulihan operasi sesar jauh lebih lama dibanding persalinan pervaginam dan persalinan alami. Pemulihan yang lama itulah membuat ibu yang melakukan persalinan ini memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami depresi karena seringkali berpikir “mengurus diri sendiri saja tidak bisa, apalagi mengurus bayi.” Selain itu, bayi juga berisiko tidak mendapatkan mikroba untuk persiapan hidup di dunia serta tidak mendapatkan remasan paru-paru. Risiko pendarahan yang akan dialami ibu pun jauh lebih banyak dibanding ibu yang melakukan persalinan pervaginam atau alami. Jadi, kita harus berulang kali untuk memutuskan melakukan persalinan ini, terutama mengenai risiko yang dialami nantinya.

Selain ketiga jenis persalinan di atas, kita juga mengenal VBAC. Sayangnya, ada yang sedikit kekeliruan dengan istilah ini. Persalinan bisa disebut VBAC sebenarnya kondisi kita sudah dapat melakukan persalinan pervaginam setelah operasi sesar. Namun, jika kita ingin mencoba melahirkan normal setelah operasi sesar disebut TOLAC atau Trial of Labor After Caesaren. Perbedaannya terletak pada waktunya. TOLAC itu percobaannya yang hasilnya adalah VBAC. Lalu mengapa kita harus memperjuangkan VBAC?

ICAN (International Caesarean Awareness Networking) mengatakan ketika kita melakukan operasi sesar untuk pertama kalinya, kita mendapat tiga risiko persalinan, yaitu angkat rahim (1:154 persalinan), ditransfusi darah (1:25 persalinan), dan plasenta lengket (1:417 persalinan). Lalu ketika kita qadarullah melakukan operasi sesar untuk kedua kalinya, risiko tersebut bertambah menjadi lima, yaitu angkat rahim, transfusi darah, plasenta lengket, macam-macam komplikasi, dan perlengketan rahim. Risiko itu akan terus bertambah ketika kita kembali melakukan operasi sesar untuk ketiga, keempat, dan seterusnya. Untuk itu kita harus mencoba untuk VBAC agar risiko itu tidak terus bertambah sehingga peluang VBAC pun semakin besar. Jika kita pernah satu kali operasi sesar, peluang keberhasilan VBAC sebesar 63,3%. Peluang keberhasilan akan terus bertambah jika akan mencobanya untuk kedua dan ketiga kalinya. Jadi, peluang keberhasilan VBAC jauh lebih besar dibanding dengan operasi sesar yang berulang. Sayangnya, kita sering terfokus pada risiko sesar berulang dibanding peluang keberhasilan VBAC.

Kunci keberhasilan VBAC sebenarnya tidak tergantung dari provider atau tenaga kesehatan yang mendukung VBAC, tetapi ada qadarullah, ada kuasa Allah dalam persalinan kita. Meskipun lingkungan sudah mendukung, pun kita sudah belajar sedemikian rupa agar bisa VBAC. Maka, tugas manusia memang hanya berikhtiar dan tawakal kepada Allah agar Allah yang menuntun persalinan kita. Sembari diiringi dengan persiapan ilmu karena persalinan hanya terjadi satu kali. Jadi, kunci keberhasilan VBAC yaitu meluruskan niat bahwa persalinan adalah ibadah. Persalinan sudah ada jalan keluarnya melalui vagina karena Allah sudah menciptakan organ reproduksi dengan sangat sempurna, tidak dapat tergantikan oleh teknologi apapun. Kedua, sakitnya kontraksi yang kita rasakan dapat menjadi penggugur dosa sehingga sebaiknya kita dapat menerima sembari mengucap “alhamdulillah” ketika kontraksi itu datang. Ketiga, lebih baik mengucap kalimat thayyibah dibanding mengucap sumpah serapah ketika kontraksi datang. Mengubah kalimat “waduh, sakittt” menjadi “subhanallah, walhamdulillah”. Keempat, jihad persalinan dijamin surga sehingga kita harus memanfaatkan momen kehamilan dan persalinan sebagai cara untuk lebih mendekat kepada Allah. Kelima belajar kehamilan, persalinan, dan VBAC. Keenam, nutrisi dan aktif. Ketujuh, tawakal setelah semua usaha yang telah kita lakukan. Serahkan semuanya kepada Allah. Terakhir, ikhlas atas ketentuan Allah.

Sumber:Kuliah WhatsApp Healhcare Pedia Indonesia: "Koentji Keberhasilan VBAC" tanggal 16 Juni 2020

No comments:

Powered by Blogger.