Potongan-potongan Takdir

Monday, February 24, 2020


Dulu, sebelum menikah, jika ada kawan atau saudara yang menikah, aku selalu penasaran dengan pertemuan mereka dengan sang calon. Apalagi jika pengantin perempuan dan laki-lakinya sudah kukenal. Selalu saja terujar, "kok bisa ya sama ini, sama itu?" Begitupun ketika pada akhirnya aku mendapat giliran untuk menikah. "Kok bisa ya aku sama Mas?" batinku ketika akan dan sudah menikah. Setelah hampir dua tahun menikah, semakin kusadari bahwa ternyata pertemuanku dengan Mas memang sudah digariskan. Apalagi jika dirunut ke belakang, banyak potongan-potongan kejadian yang menjadi awal pertemuan kami. Hingga akhirnya menikah dan memiliki Umar.

Seperti kemarin siang, ketika akan beranjak dari Rumah BaCa selepas acara milad FLP usai. "Dek, dulu Mas pernah ke sini sebelum ada Rumah BaCa," seru Mas ketika baru menyadari masih ada plang "cutting sticker" di Rumah BaCa. Mendengar itu aku merasa terkejut sekaligus takjub. Ternyata, di awal tahun kuliah, sekitar tahun 2012/2013, Mas pernah ke Rumah BaCa yang kala itu masih menjadi tempat cutting sticker. Beberapa tahun setelahnya, tepatnya bulan Agustus 2017, tempat cutting sticker itu beralih tangan dan berubah wujud menjadi Rumah BaCa. Tempat kerja sekaligus tempat tinggalku dulu. Pun menjadi tempat taarufku dengan Mas.

Ketika awal kerja di Rumah BaCa, tepatnya akhir September 2017 aku sempat mengikuti Latihan Mujtahid Dakwah (LMD) 188 yang diadakan Salman ITB. Agak heran juga mengapa aku bisa mengikuti ini. Pun mengapa informasi mengenai kegiatan ini bisa sampai di tanganku. Padahal saat itu aku sedang berada di masa akhir kuliah, sedang mengurus yudisium.

Beberapa bulan setelah LMD 188, tepatnya Desember 2017 aku ditunjuk menjadi sekretaris sekaligus narahubung open recruitment anggota baru @flpyogya angkatan 18. Sejak Januari 2018 lah, kutahu bahwa ada seorang laki-laki bernama "Muflikhin. L". Saat itu, aku tak berekspektasi apapun, meski sejak akhir 2017 aku memantapkan hati dan diri untuk menikah.

Hingga bulan Maret pun datang. Pada hari kesekian aku menulis di blog dan Instagramku tentang tiga hal yang harus diajarkan lebih dulu kepada anak. Tulisan berdasarkan materi yang kudapat dari kegiatan LMD 188. Siapa sangka, dari tulisan itu ternyata menarik perhatian seseorang yang sekarang menjadi suamiku.

Sekarang, kusadari bahwa setiap yang kualami memang sudah ditakdirkan oleh Sang Maha Kuasa. Mengapa aku pernah bekerja dan tinggal di Rumah BaCa. Mengapa aku harus jauh-jauh ke Bandung "hanya" untuk mengikuti kegiatan LMD 188. Mengapa aku menjadi narahubung rekrutmen anggota baru. Mengapa aku menulis tentang tiga hal yang harus diajarkan lebih dulu kepada anak. Ternyata semua itu ada maksud yang ingin Allah sampaikan padaku. Maksud yang baru kupahami sekarang. Dan ternyata takdir Allah memang sangatlah indah.

No comments:

Powered by Blogger.