Belajar dari (Ulasan) Itaewon Class

Saturday, November 23, 2024


Senin pekan lalu, aku nonton replay live member YouTube-nya Sajangnim Fuadh Naim yang bahas tentang Itaewon Class. Buat yang belum tahu atau belum nonton, drama ini bercerita tentang Sae Ro Yi, seorang siswa SMA yang keras kepala, jujur, dan berpegang teguh pada prinsipnya. Seo Ro Yi memiliki kehidupan yang tenang, bahkan dia tidak merasa kesepian ketika tidak memiliki teman.


Sampai suatu hari ia melawan seorang siswa yang melakukan bullying ke teman-temannya. Siswa tersebut ternyata adalah putra dari Jang Dae-hee, ketua yayasan sekolah tersebut sekaligus bos di perusahaan tempat ayahnya Seo Ro Yi bekerja. Jang Dae-hee meminta Seo Ro Yi untuk berlutut di hadapannya dan meminta maaf kepada anaknya. Namun, karena Seo Ro Yi tidak merasa dirinya bersalah, dia pun enggan untuk meminta maaf. Akhirnya dia dikeluarkan dari sekolah dan dimasukkan ke penjara. 


Setelah Seo Ro Yi bebas dari penjara, dia bertemu dengan teman SMA-nya dan temannya tanya apa yang akan dilakukan Seo Ro Yi setelah bebas. Ternyata Seo Ro Yi ingin membuat kedai di Itaewon, tetapi temannya justru mencibirnya karena biaya sewa di Itaewon tinggi. Namun, Seo Ro Yi bersikukuh untuk tetap membuat kedai di Itaewon. Sampai akhirnya 7 tahun berlalu, kedai milik Seo Ro Yi pun jadi. Meskipun kedainya sudah jadi, Seo Ro Yi tetap harus melewati banyak rintangan dalam menjalankan kedainya.


Selain menjelaskan tentang alur ceritanya, Sajangnim juga menghubungkan hal-hal menarik di Itaewon Class dengan nilai-nilai Islam, seperti di gambar ini.

 


Jujur, pas part ini aku merasa tertegun dan ingin menangis. Karena sebagai anak, tentu kita ingin orang tua kita bangga kepada kita. Tapi ternyata orang tua tidak bisa mengucapkan dan mengekspresikan perasaannya itu. Dan setelah jadi orang tua, memang ternyata cukup sulit untuk mengekspresikan perasaan bangga ke anak kalau kita tidak terbiasa melakukannya. Meski dalam hati kita merasa bangga kalau apa yang kita ajarkan ke anak ternyata begitu bermakna untuknya, bahkan menjadi prinsip hidupnya.


Dari ulasan Itaewon Class itu, aku juga dapat insight baru tentang konsep diri. Konsep diri itu bagaimana seseorang mengenali tentang dirinya, memberikan definisi dirinya itu siapa. Kalau kita tidak tahu siapa diri kita, maka kita mudah dibentuk oleh orang lain. Seperti Seo Ro Yi yang sudah mengenali dirinya, maka dia tidak merasa goyah ketika disuruh "berlutut" di hadapan Jang Dae-hee. Pun, ketika ada teman yang mencibirnya. Kalau kita sudah tahu konsep diri kita, maka kita tahu visi hidup kita, bagaimana cara-cara mencapai visi tersebut, dan prinsip-prinsip apa yang selaras sama konsep diri kita.

2 comments:

Powered by Blogger.